Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2013, 23:12 WIB

KOMPAS.com - Hampir semua anak pasti suka jajan. Namun kegemaran mereka untuk jajan pasti membuat Anda sering khawatir akan keamanan dan kebersihannya. Maklum saja, sekarang ini banyak penjual makanan yang nakal dan mencampur bahan-bahan berbahaya untuk dikonsumsi, seperti pewarna buatan, minyak jelantah, boraks, pengawet, dan lain-lainnya.

Dr H Tb Rachmat Sentika, SpA, MARS, dokter spesialis anak Ikatan Dokter Anak Indonesia mengungkapkan bahwa salah satu cara paling mudah untuk menjaga pola makan anak adalah membawakan mereka bekal untuk ke sekolah. Membiasakan anak membawa bekal makanan yang bersih, sehat, dan bergizi juga dapat membantu menstimulasi otak anak sehingga menjadi anak pandai.

"Tidak perlu makanan yang mewah, karena yang paling penting menunya harus bersih, sehat, dan mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh seperti karbohidrat, protein, serat, vitamin, mineral, dan kalsium. Gizi yang berimbang ini akan memacu konsentrasi anak saat mereka sedang belajar," ungkap dr Rachmat, saat konferensi pers "Tupperware: Aku Anak Sehat" di Wisma Gelora Bung Karno, Senayan, beberapa waktu lalu.

Selain mengandung gizi seimbang, bekal makanan yang sehat harus sesuai dengan standar keamanan pangan. Menurut Tim Surveilan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), ada lima kunci keamanan pangan:

1. Kenali pangan yang aman
Syarat pangan yang aman adalah terbebas dari bahan kimia, serta bahan berbahaya lainnya. Kandungan bahan-bahan berbahaya ini akan menimbulkan penyakit pada tubuh anak. Bahan makanan yang berbahaya ini agak sulit terdeteksi mata, namun ada cara untuk bisa mengenalinya. Makanan yang mengandung bahan pewarna buatan bisa dideteksi dari tingkat kecerahan warnanya. Umumnya yang menggunakan pewarna buatan akan berwarna lebih terang dan pekat dibandingkan yang menggunakan pewarna alami.

2. Beli pangan yang aman
Menjaga pola hidup sehat tidak berarti Anda harus selalu melarang anak untuk jajan. Sesekali tak ada salahnya untuk membeli makanan di luar, namun ajarkan mereka untuk pandai-pandai memilih jajanan. Ajarkan mereka untuk memilih makanan yang bebas debu, bersih, bebas lalat, atau lokasinya jauh dari timbunan sampah.

3. Baca label dengan seksama
Jadilah konsumen yang cerdas dengan mengamati label kemasan makanan untuk mengetahui bahan-bahan penyusun yang terkandung di dalam makanan.  Anda harus jeli dan tahu tentang istilah-istilah yang umum digunakan dalam dunia pangan agar tak tertipu dengan istilah berbahaya dalam makanan seperti preservative (pengawet), monosodium glutamate atau MSG, dan lain-lain. Selain itu, Anda juga harus melihat tanggal produksi dan tanggal kedaluarsanya.

4. Jaga kebersihan
Setelah melakukan semua upaya untuk mendapatkan makanan yang sehat, Anda juga harus menerapkan perilaku hidup sehat. Misalnya, selalu memastikan tangan sudah dicuci bersih dan menggunakan alat makan yang bersih.

5. Catat apa yang ditemukan
Ketika menemukan penganan yang tak sesuai dengan syarat kesehatan yang berlaku, seperti kedaluarsa, atau mengandung bahan berbahaya, Anda berhak untuk melaporkan temuan tersebut kepada BPOM (Anda bisa mengakses melalui sistem e-notifikasinya). Tindakan ini berguna agar BPOM bisa segera menarik produk berbahaya tersebut dari pasar, sekaligus mencegah jatuhnya korban karena produk makanan berbahaya tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com