Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2013, 11:08 WIB

Kompas.com - Infeksi telinga tengah merupakan salah satu penyakit langganan bayi dan balita. Diperkirakan separuh dari bayi berusia di bawah setahun pernah menderita infeksi ini. Sementara pada anak usia kurang dari tiga tahun prevalensinya mencapai 27 persen.

Infeksi telinga tengah (otitis media) disebabkan peradangan atau infeksi pada telinga tengah yang letaknya tepat di belakang gendang telinga. Biasanya penyakit ini menimpa anak-anak setelah pilek.

Infeksi telinga tengah biasanya dimulai dengan infeksi saluran pernapasan, seperti pilek. Pilek menyebabkan timbulnya pembengkakan dan peradangan sinus dan tuba eustachius.

Gejala umum infeksi telinga tengah adalah rasa sakit seperti ditusuk terus-menerus pada telinga, gangguan pendengaran, dan demam.

Para ahli yang tergabung dalam The American Academy of Pediatrics (AAP) menyampaikan panduan terbarunya dalam hal penanangan infeksi telinga tengah.

"Tak banyak yang bisa dilakukan orangtua di rumah, sebagian besar penyebab infeksi ini adalah virus sehingga bisa sembuh sendiri. Tapi banyak juga yang disebabkan oleh bakteri sehingga perlu obat-obatan," kata Dr.Emma Raizman, dokter anak.

AAP merekomendasikan beberapa opsi terapi berdasarkan usia anak dan keparahan gejala. Panduan tersebut meliputi antibiotik dan pereda sakit. Panduan baru ini lebih menekankan pada kriteria yang ketat untuk penegakan diagnosis lebih akurat.

Anak yang sakit infeksi telinga tengah sebaiknya langsung dibawa ke dokter. "Tidak semua anak bisa menjelaskan rasa sakitnya. Terkadang sakit di telinganya karena pilek, tetapi bisa pula karena infeksi telinga. Yang bisa memastikan hanya pemeriksaan dokter," katanya.

Infeksi telinga tengah umumnya tidak menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Hanya saja kadang bisa menyebabkan kerusakan gendang telinga, tulang pendengaran dan struktur telinga dalam sehingga terjadi gangguan pendengaran yang menetap.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com