Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Kecamatan di Demak Endemis Demam Berdarah

Kompas.com - 26/02/2013, 21:06 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis

DEMAK,KOMPAS.com - Dari 14 kecamatan di Demak, Jateng, sebanyak tujuh kecamatan di antaranya merupakan daerah endemis penyakit demam berdarah. Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Karanganyar, Mranggen,Karangawen,Sayung,Mijen,Wedung dan Demak Kota.

"Tujuh kecamatan endemis itu berbatasan dengan Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Grobogan," kata Sukarjo, Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, di kantornya, Selasa (26/2/2013). Jika dibandingkan dengan data pada2012, tren penderita penyakit demam berdarah tahun ini mengalami kenaikan cukup tinggi.

Dari data yang diperoleh, sampai Februari 2013 tercatat ada 109 kasus, dengan tiga orang penderitanya meninggal. Sedangkan pada rentang Januari-Februari 2012, tercatat 46 kasus tanpa ada pasien meninggal. "Kenaikannya 100 persen lebih," ujar Sukarjo.

Menurut Sukarjo, lonjakan kasus ini didorong oleh siklus tiga tahunan dan cuaca ekstrem. Panas dan hujan yang tak menentu, ujar dia, mempermudah perkembangbiakan nyamuk.

Karenanya, Sukarjo meminta masyarakat lebih giat memberantas sarang nyamuk di lingkungannya. Pemberantasan bisa dilakukan dengan menguras, mengubur, dan menimbun tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Selain itu perlu dilakukan pula pemantauan jentik dan abatisasi.

Bila ada keluarga atau kerabat yang mengalami gejala demam tinggi disertai nyeri otot, sakit kepala, muntah, dan ada bintik merah di tubuhnya, Sukarjo menyarankan untuk segera dibawa ke rumah sakit. "Waspada pada demam 'pelana kuda', demam tinggi yang tiba-tiba menjadi demam biasa. Sepertinya sudah sembuh, padahal itu masa inkubasi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com