Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

P5+1 dan Iran Ajukan Konsesi

Kompas.com - 27/02/2013, 02:20 WIB

ALMATY, SELASA - Para juru runding Iran dan enam negara kekuatan utama dunia yang tergabung dalam P5+1 memberi sinyal akan saling menawarkan konsesi baru dalam lanjutan perundingan soal program nuklir Iran yang digelar di kota Almaty, Kazakhstan, Selasa (26/2) hingga Rabu ini. Meski demikian, tipis harapan akan tercapai kesepakatan.

P5+1, yang terdiri atas lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, dan China, ditambah Jerman, dikabarkan akan menawarkan pencabutan sebagian sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Iran.

Menurut para diplomat Barat, Iran akan diizinkan kembali melakukan perdagangan emas dan logam mulia serta sebagian aktivitas perbankan internasional.

Peringanan sanksi itu akan diberikan jika Iran memenuhi tuntutan untuk membatasi aktivitas pengayaan uraniumnya. Pengayaan uranium yang dilakukan Iran itu dicurigai bertujuan membuat senjata nuklir.

Secara konkret, pihak Barat menuntut Iran menghentikan proses pengayaan uranium hingga berkadar 20 persen dan menutup fasilitas pengayaan uranium bawah tanah di Fordow.

Sebaliknya, seorang diplomat Iran yang ikut dalam perundingan tertutup itu mengatakan, pihaknya siap mengajukan tawaran konsesi yang seimbang dengan tawaran P5+1.

”Bergantung pada tawaran yang kami terima dari pihak mereka, kami akan mengajukan tawaran kami dengan bobot yang sama” tutur seorang sumber dari delegasi Iran.

Tak buang waktu

Secara khusus, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov berharap perundingan kali ini akan masuk pada tahap tawar-menawar daripada sekadar saling bertukar proposal. ”Diperlukan kemauan politik untuk bergerak ke fase itu. Kami mendesak semua peserta perundingan untuk tidak membuang-buang waktu lagi,” tuturnya.

Perundingan tertutup dimulai pukul 08.30 GMT (15.30 WIB) setelah delegasi Iran selesai mengadakan pertemuan bilateral dengan delegasi China.

Perundingan program nuklir Iran di Almaty ini adalah yang pertama kali digelar lagi setelah pertemuan di Moskwa, Rusia, Juni 2012. Rangkaian perundingan tersebut sama sekali belum menghasilkan kesepakatan.

Selama proses perundingan itu terhenti, Iran dikabarkan telah meningkatkan stok uranium berkadar tinggi dari sekitar 18 kilogram pada pertengahan November tahun lalu menjadi 167 kilogram saat ini.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pekan lalu melaporkan, Iran telah memasang perangkat sentrifuga baru untuk mempercepat proses pengayaan uraniumnya.

Israel mengancam akan menyerang fasilitas nuklir Iran secara sepihak jika stok uranium berkadar tinggi itu mencapai 240 kilogram.

Iran berulang kali menegaskan, program nuklirnya tidak bertujuan militer. Negara tersebut berkeras memiliki hak kedaulatan untuk memperkaya uranium guna keperluan damai, seperti pembangkitan energi listrik.

Hingga perundingan di Almaty ini, para juru runding Iran tak menunjukkan niat bersedia menghentikan proses pengayaan uranium, termasuk di Fordow. Seorang anggota delegasi Iran mengatakan, Iran bisa mempertimbangkan penghentian pengayaan uranium berkadar 20 persen hanya jika semua sanksi internasional, termasuk sanksi DK PBB, dicabut.

Michael Mann, juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, mengakui bahwa pihaknya tidak berharap kesepakatan final bisa tercapai kali ini.  (Reuters/AFP/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com