Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/03/2013, 10:28 WIB

KOMPAS.com - Sambil memperlihatkan perutnya yang putih dan mulus, pasien seperti agak heran bertanya, "mengapa perut saya jadi begini dokter, dulu waktu gadis tidak seperti ini, langsing sekali?"

"Hmmm. Saya tidak tahu pasti, yang jelas Anda makan lebih banyak daripada yang Anda butuhkan", jawab saya.

"Maksudnya gimana dokter?"  Tanya pasien yang masih muda dan cantik serta tentu kelihatan montok, karena tidak hanya perutnya yang besar, yang lain juga. "Saya hanya makan sedikit dokter, makan nasi hanya sedikit sekali", ungkap pasien lagi.

"Saya hanya makan sedikit dokter, saya makan hanya seperti nasi kucing", sering diungkapkan oleh pasien ketika dia diberitahu untuk mengurangi takaran piringnya." Hanya segini dokter", sambil menunjukkan contoh suapan nasi yang dimakannya. "Kadang-kadang saya hanya makan sekali dokter", ucapan yang acap saya dengar dari pasien yang ingin menunjukkan bahwa dia benar-benar sedikit makannya.

Sayang, kebanyakan pasien, saya lihat menganggap bahwa yang dimaksud dengan makan itu hanya kalau mereka mengkonsumsi nasi, selain itu tidak masalah. Mau makan bakso, kue, donut, pizza, goreng pisang, minuman kaleng atau makanan ringan lainnya, atau bahkan makan besar waktu pesta tidak dianggap sebagai makan.

Lalu, "mengapa perut Anda besar, Anda bertambah berat, semakin gemuk sesuai dengan pertanyaan pasien di atas, pada hal Anda merasa, Anda makan sedikit?"

Jawabannya sederhana saja, tergantung keseimbangan kalori yang Anda peroleh dari makanan Anda.

Seperti diketahui, kalori itu Anda peroleh dari makanan yang Anda konsumsi. Kalori ini digunakan sebagai sumber energi, bahan bakar untuk menjalankan fungsi dasar biologis organ tubuh kita, energi yang digunakan untuk mempertahan bekerjanya organ tubuh kita pada waktu kita istirahat- agar jantung Anda tetap  berdetak, ginjal, hati, paru-paru, otak, sistem syaraf, sel-sel tubuh di seluruh tubuh Anda tetap menunaikan tanggung jawabnya--- dan energi yang diperlukan untuk bekerja, berpikir, olahraga, bermain, dan sebagainya.

Kemudian, "apa yang terjadi bila kita memperoleh energi, bahan bakar melebihi dari yang kita perlukan?"

Kalau mobil Anda, kelebihan bahan bakar itu tetap tersimpan dalam tanki-nya, atau bila tutup tanki mobil Anda terbuka dan Anda masih mengisinya, dia akan tumpah keluar. Sementara, tubuh kita tidak demikian, kelebihan energi, bahan bakar itu akan disimpan dalam bentuk lemak yang berguna sebagai cadangan energi. Ketidakseimbangan antara energi masuk dan keluar ini akan mengakibatkan berat badan Anda naik atau berkurang, Anda jadi gemuk atau lebih kurus.

Kalau Anda makan, dalam hal ini berfungsi sebagai sumber energi (kalori) melebihi dari yang Anda butuhkan, maka, berat badan Anda akan bertambah. Sebaliknya bila kurang, berat badan Anda juga akan turun. Jadi, bila Anda merasa bahwa makan Anda sedikit, tapi berat badan tetap naik, seperti keluhan pasien di atas, berarti, sedikit itu masih melebihi kebutuhan Anda.

Tetapi perlu diketahui, bahwa energi yang dibutuhkan  dalam mempertahankan kerja organ tubuh dalam keadaan istirahat saja perlu sekitar 70-75 persen dari keseluruhan kalori yang dibutuhkan. Jika rata-rata kebutuhan kalori orang Indonseia sekitar 2.100  kalori setiap harinya, 1.500-1.600 kalori dibutuhkan untuk ini saja, belum lagi kebutuhan lain seperti untuk pencernaan, aktivitas Anda, dan lain-lain. Untuk mendapatkan kalori sebesar 1.500 -1.600 itu saja, andaikan semuanya berasal dari karbohidrat, diperulukan 400 gram. Jadi, bila konsumsi Anda kurang dari itu, maka cadangan lemak yang biasanya menumpuk di perut Anda akan dikuras, bahkan kalau itu berlangsung lama, otot Anda pun akan dibakar, sehingga Anda pasti menjadi kurus. Oleh karena itu, tidak mungkin seseorang yang makannya sedikit lalu akan menjadi gemuk.

Persoalan yang saya lihat, dan bahkan penelitian juga mengindikasikan, bahwa orang yang gemuk sering memberikan estimasi yang rendah terhadap apa yang mereka konsumsi. Dengan kata lain, sedikit bagi mereka tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya, dan kemudian makanan kecil lainnya juga tidak dianggap sebagai makanan. Padahal, makanan, minuman ringan yang beredar sekarang banyak mengandung kalori yang tinggi. Jadi, walaupun merasa makan sedikit, total kalori masukannya tetap lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Selain itu, kita sekarang ini adalah generasi yang tingkat aktivitas fisiknya sangat rendah, kemajuan teknologi memanjakan tubuh kita, kita lebih banyak berkativitas sambil duduk. Nah...andaikan dalam satu hari saja Anda menghemat kalori keluaran 100 kalori -- bisa hanya dari satu potong makanan ringan, atau minuman kaleng, manis yang Anda konsumsi --  akibat aktivitas fisik dan lain-lain, dalam satu bulan, 3.000 kalori akan Anda simpan, satu tahun 36.000 kalori. Andaikan itu disimpan semua dalam bentuk lemak, lemak di perut Anda akan  bertambah 4 kilogram, Anda sedikit-demi sedikit menjadi gemuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com