Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/03/2013, 11:12 WIB

KOMPAS.com - Epilepsi berpotensi menyerang siapa saja. Mereka yang berusia muda, tidak memiliki riwayat keluarga epilepsi dan bahkan menjalani gaya hidup sehat pun memiliki risiko. Maka tak ayal, Anda mungkin pernah menemui rekan ataupun kolega yang menyandang epilepsi.

Gejala epilepsi merupakan manifestasi klinis dari muatan listrik berlebihan di otak atau yang disebut juga dengan bangkitan. Bangkitan dapat terjadi parsial yaitu di suatu bagian otak, namun dapat juga terjadi secara umum yaitu di seluruh bagian otak.

Dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin Bandung Suryani Gunadharma mengatakan, gejala epilepsi parah seperti kejang dan tidak sadarkan diri biasanya baru ada ketika bangkitan terjadi di seluruh bagian otak.

"Jika bangkitan terjadi parsial maka biasanya gejalanya bermacam-macam, mulai dari mati rasa, gangguan penglihatan, bergerak secara tidak sadar, tergantung dari bagian otak yang terkena," ujarnya.

Lalu apa yang harus dilakukan apabila menghadapi penyandang epilepsi saat terjadi bangkitan? Dokter spesialis kesehatan jiwa dari Departemen Psikiatri FKUI Rumah Sakit CiptoMangunkusumo Suryo Dharmono membagikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan saat menghadapi keadaan tersebut :

1. Berteriak memanggil orang

Semakin banyak orang yang membantu akan memudahkan upaya pertolongan, namun peran orang yang melakukan pertolongan harus dibagi. "Sebagian bisa menemani penyandang, sebagian bisa menghubungi tenaga medis," ujar Suryo.

2. Pinggirkan ke tempat aman.

Bangkitan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak menutup kemungkinan terjadi di tempat yang berbahaya seperti di jalan, di tangga, dan tempat-tempat lainnya.

3. Miringkan ke kanan dan jangan diberi makanan/minuman apapun.

Kopi dipercaya baik untuk epilepsi, namun Suryo tidak menyarankannya karena belum ada bukti ilmiahnya.

4. Longgarkan baju yang menekan, seperti dasi, ikat pinggang, dan aksesoris lain.

5. Ditunggu sampai bangkitan berhenti.

Bangkitan akan hilang dengan sendirinya. Namun setelah bangkitan hilang, biasanya penyandang akan bingung dan pusing. Maka jangan tinggalkan penyandang setelah ditolong. Apabila memungkinkan bisa, penyandang ditanyai apakah ini pertama kalinya ia mengalami bangkitan. Oleh karena itu apabila pertama kali, sebaiknya penyandang dibawa ke Unit Gawat Darurat .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com