Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merajut Mimpi Menjadi Dunia yang Sejahtera

Kompas.com - 26/03/2013, 03:11 WIB

Dua tahun menjelang selesainya batas pencapaian target-target Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs disadari, target-target tak sepenuhnya berjalan maju. Ada angka indikator yang meningkat, ada yang jalan di tempat.

Di Bali, 24-27 Maret 2013, para anggota High Level Panel of Eminent Persons (HLPEP) akan merumuskan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan warga dunia. Pertemuan yang keempat kali ini adalah sesi terakhir sebelum pertemuan final di New York, AS, Mei mendatang. Tiga pertemuan sebelumnya dilakukan di New York (September 2012); London, Inggris (Oktober-November 2012); dan Monrovia, Liberia (Februari 2013).

Kini dunia tak lagi terbagi atas negara kaya, negara berkembang, dan negara miskin. Ada yang disebut middle income country (negara dengan pendapatan menengah) seperti Indonesia. Di masa lalu, masalah kesejahteraan di negara miskin dan berkembang dicoba diatasi dengan Bantuan Dana Pembangunan Luar Negeri (ODA).

Inggris menegaskan, dunia kini hanya ada negara mampu dan negara miskin. ”Negara seperti Indonesia dipandang tidak perlu mendapatkan bantuan lagi,” kata Wahyu Susilo dari Migrant Care dan Juru Kampanye Koalisi Kelompok Masyarakat Sipil Indonesia untuk Agenda Pembangunan Pasca-2015.

Pengalaman MDGs, kemitraan global untuk pembangunan diwujudkan antara lain lewat dana bantuan pembangunan dari Komite Bantuan Pembangunan (DAC) dari 23 negara kaya. Targetnya, 300 miliar dollar AS. Namun, tahun 2011 hanya tercapai 133,5 miliar dollar AS.

Persoalan kesejahteraan tak bisa hanya diselesaikan dengan bantuan dana. Negara seperti Indonesia memiliki persoalan seperti ketimpangan yang makin menganga. Indonesia menawarkan penguatan kerja sama antarnegara selatan. ”Memecahkan masalah ketimpangan butuh reformasi sistem keuangan, pemberdayaan warga, dan reformasi sistem perdagangan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang hanya menguntungkan negara kaya,” ujarnya.(Brigitta Isworo L/Ichwan Susanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com