Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2013, 07:52 WIB

”Dalam ICSI dipilih sperma yang dianggap bagus. Namun, kenyataannya, sperma yang dipilih ternyata memiliki kelemahan yang tidak terlihat. Dengan IMSI yang pembesarannya jauh lebih tinggi, kelemahan itu bisa terlihat,” katanya.

Sperma yang buruk akan memengaruhi kualitas embrio. Kualitas embrio yang buruk meningkatkan kegagalan kehamilan.

Tahun 2006, penelitian lanjutan melibatkan 80 pasangan pada tiap kelompok. Pada kelompok yang menggunakan teknik IMSI, angka kehamilan mencapai 60 persen. Pada pasangan yang menggunakan ICSI kehamilan hanya 25 persen.

Angka keguguran juga turun signifikan. Pasangan yang menggunakan IMSI angka kegugurannya hanya 14 persen, sedangkan keguguran pada pasangan dengan teknik ICSI mencapai 40 persen. Penelitian yang dilakukan di Italia tahun 2008 juga menunjukkan hasil serupa.

Eppendorf, sebuah perusahaan penyuplai produk-produk untuk IMSI, menyebutkan, 500 bayi telah lahir di Israel dengan prosedur IMSI. Di Eropa jumlahnya lebih dari 200 bayi.

Di Indonesia, teknik ini masih baru dan baru diterapkan di beberapa klinik kesuburan. Belum ada penelitian khusus yang membandingkan keberhasilan teknik IMSI dengan ICSI di Indonesia. Namun, teknik ini menjadi harapan baru bagi pasangan yang ingin menimbang buah hati.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com