Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2013, 08:29 WIB

KOMPAS.com  Selama ini, dot selalu menjadi senjata andalan para ibu ketika mereka harus memberikan ASI perah (ASIP). Bentuk dot yang mungil dan mudah digenggam serta struktur karet isapan yang berbentuk seperti puting payudara dianggap bisa membantu bayi minum susu lebih mudah. Selain itu, karet dot juga meminimalisasi ASIP yang tumpah dibandingkan dengan metode pemberian ASIP lain seperti dengan sendok dan cangkir.

Namun, Inna Banani dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengungkapkan bahwa pemberian ASIP melalui dot seharusnya dihindari.

"Pemberian ASIP melalui dot tidak disarankan karena ternyata dot memiliki efek jangka panjang yang buruk untuk anak," jelas Inna kepada Kompas Female beberapa waktu lalu di Jakarta. Apa bahayanya?

1. Bingung puting

"Bentuk karet dot ini dibuat menyerupai puting, yang akan membuat anak lebih terbiasa dan suka minum dari dot dibandingkan puting payudara ibu," jelasnya.

Bingung puting ini disebabkan oleh adanya kebingungan bayi akan mekanisme dan cara kerja dot dan payudara. Dot memiliki cara kerja yang memudahkan bayi mendapatkan susu tanpa harus mengisap atau menyedot karetnya. Ketika botolnya mulai dimiringkan, secara otomatis dot akan mengeluarkan susu ke mulut bayi.

Sementara kondisi kebalikannya terjadi ketika bayi menyusu langsung dari payudara. Tidak seperti dot, payudara tidak akan mengeluarkan ASI ketika tidak ada rangsangan dari mulut bayi yang berupa isapan. "Bayi harus berjuang dan berusaha untuk mendapatkan ASI dari payudara ibunya, inilah yang menyebabkan bayi selalu berkeringat saat sedang menyusu," ungkapnya.

Jika bayi dibiasakan untuk minum menggunakan dot, lama-kelamaan ia akan lebih memilih minum dari dot dan tak tahu cara minum ASI dari puting payudara ibunya.

2.  Risiko infeksi
Meskipun risiko ASIP tumpah dari dot lebih rendah dibandingkan metode pemberian ASIP lainnya, tetapi dot tetap memiliki risiko tumpah. Salah satu alasan tumpahnya ASIP ini karena bayi sudah kenyang namun tetap dipaksa minum atau tumpah karena bayi keburu tertidur sambil mengedot. Tumpahan ASIP akan mengalir ke arah pipi, hidung, sampai telinga.

"Ini bisa sangat membahayakan si bayi. Jika masuk ke dalam organ-organ penting seperti hidung dan telinga, bisa menyebabkan bayi mengalami infeksi saluran pernapasan dan radang telinga," katanya.

3. Gangguan dan hambatan berbicara
Ketika menyusu pada payudara, bayi harus berusaha untuk mendapatkan susu sehingga rongga mulutnya akan berkontraksi dan selalu bergerak. Hal ini akan memengaruhi kemampuan otot motorik di rahangnya sehingga melatih kemampuan berbicaranya. Ketika bayi terlalu sering mengedot, ketika ia selalu mendapatkan ASIP tanpa perlu menggerakkan mulutnya, ini akan membuat otot rahangnya sedikit kaku dan memperlambat kemampuan bicara.

4. Gangguan pertumbuhan gigi (maloklusi)
Menyusu ternyata juga akan memengaruhi pertumbuhan gigi anak. "Penggunaan dot dalam jangka panjang akan membuat struktur gigi bayi jadi tak normal karena harus menggigit dan menahan dot agar tak jatuh," ungkapnya. Beberapa masalah gigi yang timbul akibat penggunaan dot ini, antara lain rahang atas yang terlalu maju atau rahang bawah yang mundur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com