Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereguk Wisata Budaya dan Sejarah di Tidore

Kompas.com - 04/04/2013, 09:36 WIB

KOMPAS.com - Festival Tidore resmi dibuka oleh Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf, Esthy Reko Astuty didampingi Wali Kota Tidore Achmad Mahifa dan Kadis Pariwisata Kota Tidore Asrul Sani, Senin (1/4/2013). Festival Tidore berlangsung pada 1-12 April 2013 dan disandingkan dengan Festival Legu Gam di Ternate. Keduanya diharapkan dapat mempromosikan destinasi wisata di kawasan timur Indonesia terutama Maluku Utara.

Bertempat di halaman depan Kedaton Tidore, Kota Tidore, Maluku Utara, seremoni pembukaan dilakukan dengan pemukulan gong oleh Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf, Esthy Reko Astuty kemudian dilanjutkan karnaval budaya dari perwakilan setiap elemen masyarakat di Tidore.

Perwakilan rombongan parade menampilkan kekhasannya masing-masing. Ada dari masyarakat nelayan yang membawa hasil bumi berupa ikan, dari petani membawa lada dan cengkeh, hingga perwakilan setiap dinas di Kota Tidore yang berpakaian sesuai bidang kerja mereka. Selain karnaval budaya, digelar juga pameran arsip dan foto Kesultanan Tidore, serta pameran ekonomi kreatif.

Festival Tidore telah dua kali dilaksanakan dan tahun ini membawa tema “Restorasi Budaya Menuju Masyarakat Berkarakter Budi Se-Bahasa” serta pesan khusus, yaitu: “Ngaku Se Rasai, Cing Se Cingari, Loa Se Banari” yang berarti tata krama dalam berbicara, tata krama dalam berperilaku, dan rendah hati dalam kebenaran dan keadilan.

Tujuan digelarnya festival ini sendiri adalah mengembalikan tradisi sekaligus menyambut hari jadi Kota Tidore Kepulauan ke-905. Dalam Festival Tidore dipromosikan beragam destinasi di Kepulauan Tidore, hasil bumi, produk ekonomi kreatif, serta kuliner khas Tidore. Diharapkan festival ini akan merangsang perekonomian masyarakat setempat dan menguatkan kembali nilai budaya dan adat-istiadat dari Kesultanan Tidore.

Kesultanan Tidore merupakan kerajaan Islam Nusantara yang berpusat di Kota Tidore, Maluku Utara. Kesultanan ini berjaya pada abad ke-16 sampai abad ke-18 dengan menguasai sebagian besar Halmahera bagian selatan, Pulau Buru, Ambon, serta banyak pulau di pesisir Papua bagian barat. Di bawah kepemimpinan Sultan Saifuddin (1657-1689), Tidore berhasil mengusir VOC hingga akhir abad ke-18.

Saat ini Tidore memiliki beragam potensi pariwisata berupa spot diving yang belum banyak dijamah penyelam, wisata sejarah berupa 8 benteng peninggalan kolonial, wisata ziarah, agrowisata di pegunungan, air panas Kesahu, batik khas Tidore, serta Pulau Mare yang menjadi habitat lumba-lumba dan memiliki perajin gerabah sejak masa Portugis.

Tidore juga dikenal sebagai kota yang bersih dengan meraih penghargaan Adipura hingga enam kali. Anda akan melihat jalanan yang bersih dan rapi dengan masyarakat religius yang memiliki banyak masjid di pinggir jalan.

Sebagai sebuah destinasi, Tidore diminati wisatawan asal Eropa seperti Belanda, Australia, Spanyol, dan Portugal. Sebagian dari mereka memiliki nostalgia leluhur atau bertujuan mengkaji sejarah-antropologi-sosiologi. Akses ke Tidore sekira 15 menit dari Ternate menggunakan speedboat. Untuk akomodasi, Pemda Tidore menyediakan homestay yang  sangat memadai untuk wisatawan. Sementara untuk kuliner di Tidore tidak jauh berbeda seperti di Ternate dan sama lezatnya.

Berikut jadwal kegiatan Festival Tidore.
31 Maret: Prosesi Dowaru dan Upacara Soa Romtoha.
1 April: Kota Ake Dango, Kirab Agung Kesultanan, Karnaval Budaya, Karnaval Kota Ora.
4 April: Lomba Kabata.
1-4 April: Pameran Ekonomi Kreatif.
1-12 April: Pameran Arsip dan Foto Kesultanan Tidore.
7 April: Maku Tai Yau (lomba memancing) dan Ratib taji besi (dabus).
8 April: Lufu Kie Kesultanan Tidore.
9-11 April: Malam Stanggi Timur (malam doa).
10-12 Apri: Paji Nyili-Nyili.
12 April: Upacara Puncak Hari Jadi Tidore ke-905.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com