Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu: Sanksi untuk Iran Tidak Cukup

Kompas.com - 17/04/2013, 19:34 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Selasa (16/4/2013) malam, memperingatkan bahwa sanksi berat yang saat ini dijatuhkan terhadap Iran tak cukup untuk menghentikan Teheran menghentikan pengembangan kemampuan persenjataan nuklirnya.

"Kita harus menghentikan Iran, sebelum negara itu memiliki persenjataan nuklir," kata Netanyahu di hadapan para diplomat asing di Jerusalem, saat memperingati 65 tahun berdirinya Israel.

"Kita sudah melihat konsekuensi sebuah rezim jahat saat memiliki senjata atom," tambah Netanyahu mengacu kepada Korea Utara.

"Sanksi berat dan diplomasi tak selalu membuahkan hasil," lanjut Netanyahu.

Israel sangat yakin Iran tengah mengembangkan kemampuan persenjataan nuklirnya dan tak pernah menghapus opsi serangan militer ke Iran jika memang negeri itu terbukti memiliki senjata nuklir.

Namun, Iran tak kalah gertak. Bulan lalu, pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan negaranya akan menghancurkan Tel Aviv dan Haifa jika Israel benar-benar menyerang Iran.

Selama ini, Iran terus membantah tengah mengembangkan persenjataan nuklir. Iran mengatakan program nuklir yang dikembangkan negeri itu adalah untuk kepentingan damai dan untuk kepentikan pasokan energi.

Saat ini, Israel diyakini menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki persenjataan nuklir, meski negeri Yahudi itu tidak pernah mendeklarasikannya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menegaskan bahwa program nuklir Iran adalah ancaman nyata untuk dunia.

"Negara-negara Barat harus memahami bahwa hanya sebuah aksi tegas yang bisa menghapus ancaman ini. Hanya paksaan antara memilih membuat bom atau kelangsungan hidup yang bisa membuat Iran menghentikan proyek nuklirnya," ujar Yaalon.

"Dan kami sangat yakin sasaran pertama rezim Ayatollah adalah Israel, dan Israel harus bersiap untuk mempertahankan diri," tambah Yaalon.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com