Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2013, 14:25 WIB

KOMPAS.com - Kesulitan untuk meredam rasa lapar yang muncul di sela-sela waktu makan? Mungkin Anda perlu mencoba latihan lompat tali untuk mengatasinya. Sebuah studi baru dari Jepang mengatakan, latihan yang melibatkan gerakan vertikal seperti lompat tali dapat melawan nafsu makan lebih baik daripada jenis latihan lain.

Banyak penelitian membuktikan, olahraga dapat menekan nafsu makan untuk sementara waktu. Efek ini melibatkan hormon yang meregulasi nafsu makan yang dikeluarkan oleh usus, seperti ghrelin. "Gangguan" pada usus yang ditimbulkan dengan berolahraga akan mempengaruhi produksi hormon lapar tersebut.

Studi yang dimuat dalam jurnal Appetite menunjukkan bahwa gerakan vertikal paling efektif dalam mengurangi produksi hormon lapar. Para peneliti mengatakan, berlari lebih baik dari pada bersepeda, sedangkan lompat tali bahkan lebih baik dari berlari sebagai latihan penekan rasa lapar.

Para peneliti melakukan percobaan pada 15 pria sehat yang berusia 24 tahun. Dalam hari yang terpisah, para peserta melakukan tiga perlakuan berbeda, yaitu lompat tadi, bersepeda, dan beristirahat. Para peneliti menentukan waktu bagi masing-masing latihan agar energi yang dikeluarkan memiliki nilai yang sama.

Selama melakukan latihan, para peserta menerima pengukuran untuk kadar hormon lapar, dan ditanya seberapa lapar, serta keinginan mereka untuk memakan makanan asin, manis, asam, dan berlemak.

Hasil menunjukkan para peserta merasa lebih tidak lapar saat melakukan latihan bersepeda dan lompat tali dibandingkan dengan mereka yang beristirahat. Rasa ini tetap bertahan hingga 15 menit setelah berolahraga.

Peserta yang melakukan lompat tali bahkan lebih sedikit merasa lapar dibandingkan dengan mereka yang bersepeda, hingga 25 menit setelah latihan.

Untuk keinginan makan makanan berlemak, secara umum peserta mengalami penurunan saat sedang berolahraga, khususnya bagi peserta yang melakukan lompat tali. Hasil tersebut dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan latihan.

Namun setelah selesai melakukan latihan, peserta yang bersepeda merasa lebih lapar dari pada mereka yang tidak melakukan latihan. Para peneliti menyimpulkan hal ini dikarenakan mereka membutuhkan energi pengganti setelah berolahraga. Istimewanya, rasa lapar setelah latihan ini tidak dirasakan oleh mereka yang melakukan lompat tali.

Para peneliti mengatakan, tidak ada perbedaan hormon lapar antara peserta yang lompat tali dan bersepeda. "Pasti ada mekanisme lain yang menjelaskan perbedaan kadar lapar mereka," ujar mereka.

Barry Braun, profesor dan direktur laboratorium metabolisme energi di University of Massachusetts yang tidak terlibat dengan studi mengatakan, studi ini cukup baik untuk membandingkan antara bersepeda dan lompat tali. Namun tidak ada perbedaan signifikan antara keduanya.

"Mungkin saja gerakan vertikal membuat gangguan yang lebih baik pada usus sehingga membuat sedikit lapar. Namun efeknya tidak terlalu terlihat," ujar Braun.

Ia menambahkan, selain hormon lapar, penurunan nafsu makan yang terlihat dalam studi ini mungkin juga dikarenakan peningkatan suhu tubuh yang lebih tinggi selama lompat tali.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com