Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2013, 08:26 WIB

KOMPAS.com - Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan terus meningkat. Seiring tingkat ekonomi yang terus membaik, kemampuan masyarakat untuk belanja kesehatan juga turut meningkat.

Berbagai upaya preventif terus dilaksanakan masyarakat untuk menjaga kesehatannya. Salah satunya adalah dengan rutin memeriksa kondisi kesehatan di laboratorium klinik.

Kecenderungan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan di laboratorium diakui oleh Presiden Direktur PT Prodia Widyahusada Dewi Muliaty.  Dewi mengatakan, setidaknya kini ada sekitar 2 juta pasien setiap tahunnya yang rutin melakukan pemeriksaan di laboratorium kliniknya.

Dari sekian banyak pemeriksaan yang dilakukan, pemeriksaan kolesterol dan gula darah paling diminati. Menurutnya, ada sekitar 50 persen dari total pasien Prodia yang melaksanakan tes kolesterol dan gula darah secara rutin. Hal ini, kata Dewi, berhubungan dengan kecenderungan gaya hidup di masyarakat yang terus berubah.

Padatnya aktivitas menyebabkan masyarakat tidak terlalu memperhatikan asupan makanan dan kondisi fisiknya. Akibatnya, berbagai penyakit degeneratif, seperti diabetes dan gagal jantung menjadi ancaman serius dan dapat mengintai sejak usia muda.

"Berkenaan dengan kondisi ini, kami selalu mengkampanyekan upaya preventif dengan rajin cek kesehatan. Kita menyampaikan juga lewat seminar awam," kata Dewi pada perayaan 40 tahun Prodia di Jakarta, Selasa (7/5/2013) .

Dewi menambahkan, setelah selama 40 tahun berdiri, Prodia ingin meneruskan tradisi dan menjadi trendsetter berbagai pemeriksaan kesehatan di Indonesia.  Dengan mengembangkan metode diagnosis molekuler, Prodia ingin menjadi laboratorium rujukan yang bisa dipercaya berbagai rumah sakit yang ada di Indonesia. "Tentu karena kita punya kualitas dan pengalaman selama 40 tahun," ujarnya.

Untuk tetap memegang posisi tersebut, Prodia juga rutin melaksanakan berbagai penelitian. "Kita selalu berlandaskan pada perkembangan pengetahuan. Kalau tidak, kita ketinggalan," ujar Dewi. 

Kembangkan Lab Khusus

Dalam beberapa tahun mendatang, Prodia juga berencana membangun beberapa laboratorium yang bersifat khusus.  Pada  2014 mendatang misalnya, akan dibangun lab khusus wanita untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan pemeriksaan terkait kesehatan perempuan yang semakin meningkat. Bukan rahasia lagi jika tubuh kaum Hawa memang memiliki karakterstik berbeda dan memerlukan penanganan medis khusus.

"Sejak masuk masa menstruasi wanita mulai memasuki saat rawan. Siklus hamil, melahirkan, pasca melahirkan, sampai monopause harus selalu dalam pantauan," kata Dewi.

Kondisi, menurut Dewi, menuntut wanita pandai mengatur siklus tubuhnya. Melalui pemeriksaan yang lengkap dan rutin, wanita bisa segera mengtahui perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Perubahan tubuh akan menuntun wanita bertindak menentukan terapi yang akan dijalani.

Langkah ini memungkinkan wanita memiliki kendali atas tubuhnya. Dengan usaha pencegahan, wanita bisa menyingkirkan faktor risiko penyakit berbahaya seperti kanker payudara dan serviks.

Selain lab wanita, Prodia juga menargetkan pendirian lab pemeriksaan khusus orangtua (geriatri) pada 2015.  "Sama seperti wanita dan anak, orangtua punya siklus metabolisme sendiri. Pemeriksaan khusus dan mendalam akan menjamin kevalidan hasilnya," kata Dewi.

Kendati bersifat khusus, laboratorium ini bukan berarti pasien harus datang ke lab tersebut untuk pemeriksaan. Pembangunan lab khusus sebetulnya untuk riset dan kemajuan pengetahuan. Di masa depan, kata Dewi, lab khusus akan menghasilkan berbagai temuan terkait kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan. Di lab ini juga akan diketahui bagaimana menerapkan tes terbaru yang memungkinkan hasil pemeriksaan lebih baik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com