Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2013, 21:50 WIB

KOMPAS.com - Kasus obesitas pada anak-anak di seluruh dunia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia saja, kasus obesitas pada anak-anak meningkat sebesar 15-20 persen per tahun. Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat anak-anak Indonesia masih belum terlepas dari masalah kesehatan lain, yaitu kurang gizi.

Seperti kita ketahui, obesitas pada anak-anak dapat berdampak pada kesehatan sang anak di kemudian hari. Risiko penyakit berbahaya seperti stroke, serangan jantung, dan diabetes juga mengintai anak-anak yang mengalami obesitas.

Bagaimana cara mengukur anak obesitas?

Cara mengukur obesitas pada anak salah satunya adalah dengan menggunakan tabel BMI (body mass index). Cara ini memang belum dijadikan standar umum untuk menentukan obesitas pada anak-anak. Namun, sebagian ahli berpendapat jika berat badan anak-anak di atas 20 persen dari berat badan sehat, maka anak tersebut bisa dikategorikan sebagai anak obesitas.

Cara lainnya adalah dengan mengukur prosentase lemak tubuh pada anak. Seorang anak laki-laki dikatakan obesitas jika memiliki prosentase lemak tubuh di atas 25 persen. Sedangkan untuk anak perempuan di atas 32 persen.

Sebagian besar kegemukan dan obesitas adalah karena makan berlebihan. Hal ini tergolong dalam obesitas primer. Sisanya, disebabkan karena penyakit atau gangguan hormonal atau kelainan genetis yang tergolong dalam obesitas sekunder.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya kasus obesitas pada anak-anak antara lain:

-   Kemajuan teknologi yang dirancang untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih menghibur
-   Akses ke makanan berkalori tinggi dan berlemak tinggi yang lebih mudah
-   Kegiatan rekreasi modern seperti bermain game, komputer dan menonton TV
-   Iklan makanan cepat saji dan makanan tak sehat lain yang menarik minat anak-anak
-   Hidup dalam lingkungan yang padat dan keterbatasan area bermain
-   Gaya hidup tak sehat yang diwariskan orang tua

Akan tetapi satu harapan cerah telah dikemukakan dalam American journal of Preventive Medicine. Meski obesitas merupakan penyebab utama kematian, namun obesitas pada anak-anak dapat dicegah untuk menghindarkan mereka dari risiko penyakit dan kematian dini.

Pola Makan agar Anak Terhindar dari Obesitas

Pola makan yang salah yang diterapkan selama masa kanak-kanak sangat sulit untuk diubah hingga sang anak menginjak usia remaja hingga dewasa. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan pada anak-anak kita tentang kebiasaan yang baik di awal kehidupan mereka.

Berikut adalah beberapa tip pola makan sehat yang bisa Anda terapkan pada anak-anak :

-  Jadilah panutan dan berilah contoh pada anak Anda budaya mengonsumsi makanan sehat di rumah
-  Gunakan otoritas Anda untuk mengontrol makanan yang dimasak dan dibeli keluarga Anda
-  Dorong Anak Anda bahwa untuk menjalani kehidupan yang sehat tidak hanya berfokus pada penurunan berat badan saja.
-  Selalu siapkan makanan dan camilan sehat di rumah
-  Beri anak Anda makanan sehat sebelum pergi ke pusat pertokoan
-  Jangan biarkan anak Anda menghabiskan makanan sambil menonton televisi
-  Jangan mengggunakan makanan sebagai hadiah atau imbalan

Sebagai tambahan, Anda juga bisa memperkenalkan beberapa olahraga ringan seperti jalan sehat atau jogging kepada anak-anak Anda. Semakin tinggi tingkat aktivitas anak-anak, semakin banyak kalori yang terbakar dan semakin besar pula peluang anak Anda agar terbebas dari obesitas. (dan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com