Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2013, 21:22 WIB

KOMPAS.com - Telah lama orang mengenal Nias sebagai pulau yang dikelilingi laut yang indah dengan tanah yang subur. Namun yang mengherankan dan tak banyak pula orang tahu, di pulau ini ternyata ditemukan banyak sekali anak dengan status gizi kurang dan buruk.

Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak pada akhir 2012 lalu, data kurang gizi di Indonesia berada pada peringkat ke-5 di dunia. Tercatat sebanyak 8 juta anak balita atau 35 persen jumlah keseluruhan balita Indonesia mengalami gizi buruk kategori “stunting” (tinggi badan lebih rendah dibanding balita normal), dan 900.000 bayi atau sekitar 4,5 persen dari total bayi di Indonesia mengalami gizi buruk. Data ini tersebar di seluruh Indonesia, bukan hanya Indonesia Timur seperti yang diperkirakan banyak orang, termasuk di Nias.

Inilah yang menjadi salah satu alasan bagi Wafer Tango, brand makanan ringan dari OT Group, untuk menggelar program Tango Peduli Gizi (TPG) Anak Indonesia untuk memerangi gizi buruk di Nias. Bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI), program ini memasuki periode ketiga sejak dimulai tahun 2010.

"Kenapa Nias, karena memang ada masalah gizi buruk di sini dan belum ada yang menyentuh. Selain itu kami sudah jatuh hati untuk meneruskan program ini," ujar Yuna Eka Kristina, Head of Corporate and Marketing Communications OT Group, di Balai Pemulihan Gizi (BPG), Kota Gunung Sitoli, Nias, Sumatera Utara, Senin (13/5/2013).

Menurutnya, selama penyelenggaraan Program TPG sejak tahun 2010 di pulau ini, diketahui bahwa penyebab gizi buruk bukan semata karena faktor ekonomi, melainkan multifaktor yang saling terkait, termasuk juga faktor budaya yang sangat kental di Nias. Pembelajaran inilah yang pada akhirnya membuat program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia tahun 2012- 2013 dikembangkan.

Pada tahun 2010- 2011, program yang dijalankan berfokus pada perbaikan gizi anak, lalu pada kurun 2011- 2012, target berkembang menjadi gizi keluarga. Dan kini, pada tahun 2012- 2013, program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia di Nias mengadopsi satu desa, yaitu Desa Banua Gea, Kabupaten Nias, yang berpenduduk sekitar 2.938 jiwa.
 
"Dengan program Adopsi Desa, kami berfokus di Desa Banua Gea, meliputi enam dusun yang ada di sana," ujar Yuna.

Di desa inilah, Tango kemudian memutuskan untuk merenovasi lima Pusat Pembantu Kesehatan Masyarakat, memfasilitasi pemberdayaan ekonomi desa dengan menyediakan satu lahan, dan pelatihan bercocok tanam dan beternak untuk keperluan gizi masyarakatnya.

Di samping itu, juga ada aktivitas merenovasi rumah-rumah yang tidak memenuhi standar gizi, memulihkan anak gizi buruk melalui metode home visit, mengadakan pemberian makanan tambahan untuk anak- anak bergizi kurang, serta pendampingan gizi kepada ibu.

Semua rangkaian ini dilakukan untuk menyentuh setiap titik multifaktor yang menjadi penyebab gizi buruk yang melanda masyarakat Nias.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com