Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2013, 17:23 WIB

KOMPAS.com - Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang selama ini populer digunakan adalah papsmear. Cara ini dinilai paling efektif untuk mendeteksi hingga pada sel pre-kanker.

Sayangnya, metode papsmear realtif cukup mahal untuk mencakup semua kalangan. Hingga kini, metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) digadang-gadang oleh banyak pihak sebagai metode yang relatif murah, namun tetap mampu mendeteksi kanker serviks dengan akurat.

Salah satu pihak yang merekomendasikan tes IVA adalah Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Ketua YKI Pusat Nila Moeloek mengatakan, tes IVA jauh lebih murah dibandingkan papsmear. Jika tes papsmear menghabiskan biaya hingga Rp 50.000, tes IVA hanya berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000.

Akurasi tes IVA pun hampir sama dengan tes papsmear. Bahkan, tes IVA sudah dapat mendeteksi sel pre-kanker. Sel pre-kanker merupakan sel yang belum menjadi sel kanker namun besar kemungkinan untuk menjadi sel kanker.

"Sejatinya tidak ada metode yang 100 persen akurat, namun tes IVA sudah bisa mencapai akurasi 70 persen. Ini tentu sudah cukup baik daripada tidak sama sekali," tutur Nila dalam konferensi pers Selasa (14/5/2013) di Jakarta.

Menurut spesialis kebidanan dr. Laila Nuranna, Sp.OG dari FKUI/RSCM, penurunan akurasi dari tes IVA dikarenakan tenaga kesehatan yang menganalisa hasil tes belum cukup terlatih.

"Titik-titik putih di hasil tes bisa berarti positif, bisa berarti tidak. Maka untuk dapat menganalisanya dengan tepat, tenaga kesehatan harus terus berlatih," jelas Laila.

Untuk membandingkan akurasi tes IVA dan papsmear, Ketua Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati memaparkan hasil pemeriksaan tahun 2012 pada 50.902 perempuan. Para peserta melakukan dua metode pemeriksaan.

Hasilnya 3,2 persen peserta positif setelah di tes IVA. Sementara pada tes papsmear sebanyak 3,64 persen peserta mendapat hasil positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau