Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2013, 09:03 WIB

KOMPAS.com - Perempuan dari kalangan pegawai pemerintahan berpeluang lebih besar memberikan ASI ekslusif kepada buah hatinya. Pemberian ASI selama 6 bulan ini bisa diberikan penuh sesuai kebutuhan bayi.

"PNS lebih memungkinkan karena jam kerjanya yang lebih fleksibel. Kesempatannya hampir 50 persen lebih besar," kata peneliti Ray Basrowi dari Program Pendidikan Magister Kedokteran Kerja Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, Selasa (14/5/2013) di Jakarta.

Ray menggelar penelitian bertajuk Pemberi ASI Eksklusif pada Perempuan Pekerja Sektor Formal. Dari penelitiannya terungkap, hanya 32 persen pekerja sektor formal yang dapat memberi ASI eksklusif. Penelitian dilakukan terhadap 192 subyek, yang terdiri atas 77 pegawai negeri sipil (PNS) dan 115 pekerja pabrik dari semua strata pekerja. Riset dilakukan pada 4 instansi pemerintahan dan 2 swasta di Jakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara acak.

Dalam penelitian yang dilakukan lewat pengisian kuesioner dan wawancara ini, para responden menganggap padatnya jam kerja sebagai penyebab utama. "Waktu istirahat pekerja pabrik sangat terbatas. Padahal untuk bisa memerah ASI atau menyusui, pekerja harus merasa nyaman," kata Ray.

Akibatnya, pekerja pabrik yang tidak bisa memberikan ASI mencapai 78 persen. Sementara pekerja kantor hanya 51,9 persen. Ruang menyusui yang tidak representatif menjadi penyebab utama. Ray mengatakan untuk memerah ASI, rata-rata dibutuhkan 40 sampai 60 menit bolak balik.

Padahal, waktu istirahat yang tersedia hanya 1 jam. Akibatnya, ibu tidak bisa lagi menikmati waktu istirahatnya. Waktu yang lebih fleksibel sangat dibutuhkan ibu yang sedang menyusui, untuk memerah ASInya.

"Apa yang terjadi di instansi pemerintah bisa ditiru. Paling dalam satu instansi tidak sampai 20 persen ibu yang menyusui, apa salahnya memberi waktu lebih fleksibel," kata Ray.

Pemberian ASI eksklusif sangatlah penting. ASI yang diberikan dalam waktu 6 bulan, akan menjamin ketahanan tubuh dan proses tumbuh kembang anak. Dalam data Riskesdas 2010, hanya 32 persen ibu yang bisa memberikan ASI eksklusif. Sementara jumlah pekerja wanita menurut Bappenas 2011 ada sekitar 81,5 juta.

"Sekitar 25 persen pekerja produktif adalah ibu. Kalau hal ini tidak diperhatikan, 25 juta anak Indonesia terancam tumbuh tidak sehat," kata Ketua Departemen Kedokteran Komunitas FKUI, Dr.dr.Astrid Widjajati Sulidtomo, MPH,Sp.Ok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com