Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2013, 10:02 WIB

KOMPAS.com — Naas benar nasib AM (22) yang penisnya diduga dipotong oleh seorang waria. Terlebih lagi, dokter di RSUD Tangerang yang memberi pertolongan menyebutkan penisnya itu tidak bisa disambung lagi karena sudah lewat dari 8 jam. Lalu, apakah sebenarnya penis yang dipotong bisa disambung kembali?

Seperti diberitakan sebelumnya, AM, warga Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, datang ke Puskesmas Pamulang dengan kondisi kelamin putus. Sampai saat ini polisi belum menemukan pelaku pemotongan tersebut.

Menurut dr Gideon Tampubolon,Sp U, jika sudah lewat dari 8 jam, jaringan dalam organ yang terpotong sudah mati. "Syarat untuk operasi penyambungan adalah organ harus dalam kondisi bersih dan langsung disimpan dalam cairan es atau larutan garam fisiologis yang dingin supaya steril. Karena itu, pasien harus secepatnya dibawa ke rumah sakit," kata dokter dari RS Premier Bintaro, Tangerang, tersebut saat dihubungi Kompas.com.

Operasi penyambungan organ yang putus, menurut dia, termasuk operasi mikro yang membutuhkan mikroskop dan melibatkan beberapa dokter spesialis, termasuk dokter urologi dan ahli bedah vaskuler.

"Operasinya sangat rumit karena menyambung uretra, pembuluh darah serta saraf," katanya.

Ia menambahkan, sebenarnya di Indonesia ada beberapa kasus serupa dan berhasil disambung kembali. Akan tetapi, pasien memang tidak terekspos karena alasan privasi.

"Kasus yang cukup besar adalah di Amerika Serikat yang penisnya dipotong oleh istrinya. Operasinya berhasil, bahkan penisnya bisa berfungsi normal untuk ereksi," paparnya.

Namun menurutnya, pada kebanyakan kasus, penis yang disambung kembali susah berfungsi kembali karena saraf-sarafnya sudah putus. "Umumnya pria menjadi impoten," imbuhnya.

Mampu tidaknya seorang pasien untuk bisa ereksi kembali juga tergantung pada sepanjang apa bagian kelamin yang terpotong. "Kalau yang dipotong hanya dua senti umumnya masih bisa berhubungan seksual kembali. Selain itu tergantung juga pada ukuran sisanya dan berapa panjang penis tersebut biasanya ereksi," katanya.

Hal senada disampaikan Prof Wimpie Pangkahila, Sp And. Menurutnya, jika organ yang terpotong sedikit, penis masih bisa ereksi walau tidak sempurna. "Ereksi tidak bisa sempurna karena untuk terjadinya ereksi pembuluh darah di penis harus terisi," kata dokter dari Universitas Udayana, Bali, ini.

Pemasangan implan pada penis, menurut Wimpie, sulit dilakukan karena implan harus dimasukkan ke dalam ruang pembuluh darah.

Kasus serupa beberapa kali pernah diberitakan. Salah satu yang cukup menghebohkan dunia adalah kasus John Bobbitt yang penisnya dipotong oleh sang istri, Lorena Bobbitt, karena alasan sering mengalami KDRT oleh suaminya.

Pada kasus tersebut, Lorena membuang potongan penis John ke ladang. Beruntung penis tersebut masih bisa disambung dalam operasi yang berlangsung selama 9,5 jam dan hasilnya cukup sukses.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com