Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggal Dunia Tanpa Pertolongan Rumah Sakit

Kompas.com - 22/05/2013, 09:07 WIB
Ambrosius Harto Manumoyoso

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com- Sakit hati dan usus bocor tetapi tidak ditolong oleh rumah sakit mengakibatkan Yunita (19) meninggal dunia di kediamannya di Gang Mushala, Kampung Jatimulya RT 004 RW 03, Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (20/5/2013) pukul 19.00.  

Yunita adalah bungsu dari dua bersaudara hasil pernikahan Entis Robikat dan Nasroh. Entis sudah meninggal dunia. Sepeninggal Entis, keluarga Yunita hidup dalam kemiskinan. Yunita tidak menyelesaikan pendidikan atau cuma sampai kelas 2 Sekolah Menengah Kejuruan Karya Guna Jaya.  

Nasroh, saat ditemui seusai pemakaman Yunita, Selasa (21/5/2013), menceritakan sudah dua bulan si bungsu menderita sakit hati dan usus bocor. Kurun waktu itu, kesehatan Yunita memburuk. Gadis ini kerap jatuh dan pingsan. Karena itu, keluarga membawa Yunita untuk mendapat perawatan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi, Jumat (17/5/2013). Namun, RSUD menolak untuk menangani Yunita. Alasannya, ruang rawat inap untuk pasien pemegang Jamkesda atau surat keterangan tidak mampu seperti Yunita penuh. Selain itu, RSUD bertipe C ini tidak memiliki peralatan guna mengatasi atau meringankan penderitaan Yunita.  

Nasroh menyayangkan pelayanan RSUD sebab Yunita tidak mendapatkan penanganan awal di Instalasi Gawat Darurat. Seharusnya, Yunita ditangani terlebih dahulu. Namun, RSUD terkesan terburu-buru meminta keluarga merujuk Yunita ke RS Karya Medika 1 Cikarang Barat yang letaknya dekat. Keluarga membawa Yunita ke tempat rujukan tetapi lagi-lagi tidak mendapat pelayanan dengan alasan serupa yakni kamar pasien Jamkesda sudah penuh dan tidak punya peralatan memadai.  

Merasa tertekan dan bingung, Yunita dan keluarga akhirnya pulang. Yunita dirawat oleh keluarga. Namun, kesehatan gadis ini memburuk dan pada Senin malam meninggal dunia. Yunita dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat pada Selasa pukul 11.00. "Jika ditangani, anak saya masih bisa selamat," kata Naroh dengan nada duka.  

Direktur RSUD Kabupaten Bekasi dr Syahroni yang dikonfirmasi mengatakan, pasien yang datang dan minta pertolongan harus ditangani dengan baik. Jika Yunita datang dan tidak ditangani, Syahroni mengatakan, akan meminta pertanggungjawaban jajarannya. "Jelas akan saya tindak tegas," katanya.  

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kabupaten Bekasi dr Arief Kurnia menambahkan, Yunita memang datang dan meminta perawatan. Namun, karena ruang perawatan sedang penuh, RSUD menyarankan agar pasien dirujuk ke RS Karya Medika 1. Pasien pemegang Jamkesda atau SKTM tidak harus dibawa ke RSUD. "Ada pasien, enggak tanya surat, langsung dilayani," katanya.  

Yang mengherankan, RSUD menyatakan sempat memberikan perawatan awal di IGD. Yunita dikatakan diberi suntikan awal tetapi tidak diberi obat dengan alasan akan dirujuk. Namun, di lembar rekam medis yang dimiliki oleh keluarga, tidak terdapat catatan apapun tentang pemeriksaan atau perawatan awal. Saran rujukan juga disampaikan secara lisan oleh RSUD kepada keluarga. "Cuma lisan," kata Arief mengakui.  

RS Karya Medika 1 yang dikonfirmasi terpisah tidak memberikan tanggapan terhadap pertanyaan terkait Yunita. Bagian pemasaran atau hubungan masyarakat saat dihubungi sempat menjanjikan akan mengecek informasi itu. Namun, ketika dihubungi kembali, tidak ada respon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com