Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2013, 14:43 WIB

KOMPAS.com Sulit rasanya menolak permen. Selain warna dan bentuknya yang menarik, aneka rasa dalam permen juga sangat digemari anak-anak sampai orang dewasa. Namun, apakah kandungan gula dalam permen bisa merusak diet?

Permen memang mengandung gula, tetapi untunglah kebiasaan makan permen tak membuat kita berisiko gemuk ataupun sakit jantung.

Para peneliti menulis dalam Nutrition Journal bahwa orang dewasa yang makan permen setiap hari tidak lebih berisiko kegemukan dibanding dengan orang yang jarang makan permen.

"Kami tidak menemukan kaitan antara frekuensi asupan permen serta indeks massa tubuh dan faktor risiko penyakit jantung pada orang dewasa," kata ketua peneliti, Mary M Murphy, dari Center for Chemical Regulation & Food Safety.

Sebuah survei konsumen menyebutkan 96 persen orang dewasa suka permen, tetapi frekuensi dan jumlah yang dimakan berbeda-beda.

Dalam penelitian Murphy, frekuensi konsumsi permen para responden dibuat berdasarkan analisis kuesioner dan data dari National Health and Nutrition Examination Survey tahun 2003-2006.

Menurut National Cancer Institute, permen menyumbang 44 kalori per hari atau 2 persen dari total kalori harian. Permen dihitung setara dengan tambahan satu sendok teh gula pada pola makan orang dewasa. Sementara itu, minuman manis diperhitungkan sebagai tambahan gula sampai 60 persen.

Selain itu, permen dihitung hanya sekitar 3,1 persen dari total asupan lemak jenuh yang boleh dikonsumsi setiap harinya.

"Makan permen dalam jumlah sedikit justru berdampak positif pada mood dan kepuasan. Dalam studi terbaru ini juga disebutkan, efek permen pada diet ternyata sangat kecil," kata Laura Shumow dari National Confectioners Association.

Dalam jurnal Food & Nutrition Research tahun 2011 disebutkan bahwa anak-anak yang sering makan permen cenderung lebih kurus dibanding anak-anak yang dilarang makan permen. Hal itu karena anak-anak penggemar permen tersebut lebih seimbang antara asupan kalori yang masuk dan energi keluar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com