KOMPAS.com - Demam Berdarah masih menjadi ancaman kesehatan serius. Naiknya angka kematian akibat demam berdarah yang ditemukan di Jakarta dinilai sebagai parameter kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit ini.
Menurut Pakar Kesehatan Kota Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya Prof. Charles Suryadi, kewaspadaan pada jentik nyamuk penyebab demam berdarah selama ini masih difokuskan di rumah tangga. Padahal seharusnya kewaspadaan harus dilakukan di tujuh jenis tatanan, yaitu rumah tangga, institusi pendidikan, perkantoran, tempat-tempat umum, penjual makanan, fasilitas olahraga, dan fasilitas kesehatan.
"Kita bisa terkena demam berdarah bukan dari lingkungan rumah saja, bahkan ketika makan di restoran atau bekerja di kantor juga ada ancaman demam berdarah," kata Charles seusai konferensi pers Pemberantasan Sarang Nyamuk Melalui 30 Menit Jumat Bersih dapat Tekan Angka Demam Berdarah di Jakarta, Jumat (24/5/2013).
Charles menuturkan, nyamuk demam berdarah menyerang di siang hari. Pada saat itu, kebanyakan orang sedang berada di luar rumah. Maka tak heran, meskipun sudah menjaga lingkungan rumah bebas jentik, namun lingkungan kantor atau sekolah tidak dijaga maka bisa juga terkena demam berdarah.
Menurutnya, justru peningkatkan kewaspadaan terhadap demam berdarah seharusnya diterapkan semenjak usia dini, yaitu pada usia pendidikan sekolah dasar. Pendekatan ini akan berlangsung lebih efektif karena kewaspadaan yang sudah dibangun sejak dini akan berkelanjutan hingga dewasa.
"Namun sekarang kenyataannya terbalik, kebanyakan sosialisasi dilakukan di rumah-rumah. Meskipun hal itu bagus, namun seharusnya lingkungan sekolah, kantor, dan tempat-tempat umum lain juga diberikan sosialisasi serupa," tandasnya.
Charles mengatakan, orang sering lupa mengecek tempat-tempat yang memungkinkan adanya air menggenang di sekolah, kantor, ataupun tempat umum. Padahal banyak tempat yang memungkinkan tumbuhnya jentik-jentik nyamuk, seperti wadah air pendingin ruangan, sampah bekas minuman gelas, wadah air di bawah dispenser air minum, daerah dekat toilet dan lain-lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.