Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2013, 12:42 WIB

KOMPAS.com - Meski saat ini semakin banyak gedung atau bangunan yang membuat aturan melarang rokok, namun umumnya tetap disediakan ruang rokok khusus. Padahal, partikel dari rokok di ruang rokok itu bisa menyebar ke ruangan-ruangan lain yang sebenarnya bebas asap rokok.

Sebuah studi baru dari San Diego State University menunjukkan bahwa seseorang bisa menjadi perokok pasif meski ia berada di ruangan bebas rokok. Hal tersebut terutama jika seseorang berada di bangunan atau gedung yang belum memberlakukan larangan merokok secara menyeluruh.

Dalam riset tersebut ditunjukkan, seseorang yang berada di sebuah bangunan yang memberlakukan larangan merokok secara parsial memiliki kadar kontaminan dari tembakau dan nikotin yang lebih tinggi dalam tubuhnya.

"Senyawa dari asap rokok bergerak dengan cepat ke seluruh bangunan," ujar penulis studi Georg E. Matt. Senyawa bergerak melalui jendela, celah-celah dinding, ventilasi, hingga terbawa di pakaian dan rambut orang.

Meskipun studi ini tidak membahas tentang bahaya menjadi perokok pasif bagi kesehatan tubuh, namun studi-studi sebelumnya telah menunjukkan bahaya terpapar asap rokok. Paparan asap rokok dapat menyebabkan kerusakan DNA yang memicu jenis-jenis kanker tertentu.

Selain itu, imbuh Matt, risiko penyakit tertentu seperti asma dan penyakit pernapasan lainnya juga meningkat akibat terpapar asap rokok, meskipun hanya sebagai perokok pasif.

Maka untuk terhindar dari risiko kesehatan tersebut, Matt menyarankan untuk memilih bangunan yang benar-benar terbebas dari asap rokok.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com