Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Hambat KJS

Kompas.com - 29/05/2013, 03:07 WIB

Jakarta, Kompas - Setidaknya 1.733.991 Kartu Jakarta Sehat dengan barcode dibagikan kepada warga Jakarta, Selasa (28/5). Terhitung sejak dikelola PT Askes pada 1 April, setiap pemilik kartu beserta biaya pengobatannya langsung terekam dalam sistem jaringan internet yang dapat diakses puskesmas, rumah sakit, dan Dinas Kesehatan DKI.

Pendistribusian kartu ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, November 2012, Pemprov DKI juga sudah membagikan 985 KJS kepada warga di wilayah Jakarta Utara. Namun, saat itu, pemerintah masih menghadapi kendala terkait pembayaran klaim rumah sakit.

Menurut Gubernur DKI Joko Widodo, program KJS akan menjadi wadah perubahan menuju sistem pelayanan kesehatan yang lebih baik. Program ini akan dijalankan maksimal walaupun masih ada yang menentang.

”KJS akan tetap dijalankan. Apabila semuanya berlangsung baik, ini akan menjadi revolusi bagi pelayanan kesehatan di Jakarta. Oleh karena itu, jangan ada yang menghambatnya,” ujar Jokowi, pada acara penyerahan KJS di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/5).

Mengenai anggaran dan kesiapan dinas kesehatan, tambah Jokowi, tidak ada masalah. ”Anggarannya mencukupi, dan dinkes sangat mampu menjalankan program ini,” kata Jokowi.

Saat berada di Puskesmas Kalideres, Jakarta Barat, Jokowi berjanji, dalam 5-6 bulan ke depan, pembagian KJS bakal lancar. ”Tidak akan ada lagi penumpukan di rumah sakit-rumah sakit di Jakarta,” katanya.

Jokowi mengingatkan warga Jakarta agar tidak tergesa-gesa mengambil keputusan rawat inap di rumah sakit. Sudah banyak puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap memadai.

Kuota KJS

Sementara itu, menurut Direktur Pelayanan PT Askes Fajriadinur, kuota yang disiapkan Pemprov DKI untuk penyerapan kepesertaan KJS sebanyak 4,7 juta jiwa warga miskin dan rentan miskin di Jakarta. Hingga saat ini, sudah 2,3 juta jiwa yang terserap sebagai peserta KJS. Namun, baru 1,7 juta KJS yang dibagikan, dan selebihnya akan menyusul.

”Bagi yang belum memperoleh kartu tetap akan dilayani di puskesmas dan rumah sakit sesuai standar KJS. Bagi warga yang sudah memperoleh KJS pada November 2012 dapat menukarkan kartunya dengan KJS model baru,” katanya.

Menurut Fajriadinur, dengan sistem baru ini, pembayaran klaim rumah sakit diharapkan dapat berjalan baik. Sistem yang digunakan adalah Indonesia Case Basic Group (INA-CBG) yang programnya terpasang dalam jaringan internet dan telah digunakan Jamkesmas.

Dengan menggunakan sistem ini, setiap diagnosis dan paket pengobatan yang digunakan dapat langsung dilaporkan ke sistem INA-CBG. Setiap data yang masuk dikelola PT Askes, lalu divalidasi untuk dilaporkan ke Dinkes DKI yang akan membayar klaim biaya pengobatan.

Ke depan, sistem INA-CBG ini juga akan dilengkapi aplikasi sistem informasi kapasitas rawat inap rumah sakit. ”Jadi ketersediaan rawat inap itu dapat langsung diketahui oleh setiap puskesmas dengan mengakses sistem ini,” kata Fajriadinur.

Sosialisasi puskesmas

Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor, saat pembagian KJS di Puskesmas Pesanggrahan, mengatakan, masyarakat tidak perlu memikirkan polemik terkait KJS yang kini tengah hangat dipersoalkan.

”Warga saya harap fokus. Saat ini, puskesmas di tingkat kelurahan saja sudah memiliki standar ISO. Fasilitas rawat jalan dan inap ada. Percaya dan yakinlah bisa mendapat perawatan memadai di puskesmas,” katanya.(k09/win/k04/NEL/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com