Beberapa jenis bakteri yang sering mengontaminasi makanan antara lain E.coli, Salmonella, dan listeria. Bakteri listeria biasanya sering mencemari tanaman, sedangkan E.coli dan Salmonella mencemari produk hewani.
Untuk mengetahui seberapa besar kontaminasi bakteri pada produk pertanian, peneliti melakukan riset pada 12 perkebunan. Lokasi penelitian terdapat di barat dan tenggara Amerika. Riset ini mencakup kandungan E.Coli pada tiap produk, pengetahuan pekerja kebun tentang kebersihan, dan aplikasinya ketika di kebun.
Hasilnya, 7 persen dari 12 perkebunan bayam yang diteliti terkontaminasi E.Coli. Walau angkanya rendah, bukan berarti risiko keracunan menurun. Hal ini dikarenakan produsen bisa menjualnya ke berbagai tempat.
Kendati begitu, peneliti menemukan cara meminimalisir terjadinya kontaminasi. Yaitu, dengan menyediakan kamar mandi atau toilet yang tidak jauh dengan tanah pertanian. Hal ini memudahkan pekerja mencuci tangan di tempat yang pantas. Kontaminasi bakteri juga berkurang bila pekerbunan dekat dengan jalur
Kontaminasi E.Coli juga berkurang bila perkebunan dekat dengan jalan raya atau hutan.
Namun, konsumen tidak perlu bergantung pada petani dan pekerja kebun untuk membuat produknya tetap bersih. The Centers for Disease Control and Prevention menyediakan petunjuk bagi konsumen untuk menjaga keamanan pangannya.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengolahan bahan pangan.
1. Cuci tangan sebelum memegang bahan makanan. Peralatan memasak, papan pemotong, dan rak penyimpanan harus selalu bersih.
2. Cuci sayur dan buah dalam air dingin mengalir
3. Pisahkan daging mentah dengan produk lain sebelum dimasak bersama
4. Masak dan dinginkan makanan makanan dalam suhu yang sesuai, bila akan disimpan. Daging harus dimasak dengan suhu 71 derajat C. semua makanan harus disimpan dalam suhu maksimal 4,4 C.
Dengan langkah ini diharapkan kontaminasi bakteri berkurang, sehingga bahan makanan lebih aman dikonsumsi.