Sebenarnya tubuh sudah memiliki mekanisme pengeluaran racun sendiri, misalnya dengan berkeringat, buang air kecil, atau buang air besar. Namun mekanisme alamiah ini kadang kala terganggu, misalnya karena kurang makan serat maka kita tidak bisa BAB setiap hari, sehingga racun pun menumpuk. Bayangkan jika gangguan itu terjadi berhari-hari.
Karena itulah para ahli kesehatan menyarankan agar kita melakukan detoksifikasi secara berkala. Proses detoks dapat dilakukan dengan bermacam metode. Banyak ahli gizi yang menciptakan metode detoks dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Salah satunya adalah dengan hanya makan buah-buahan saja selama seminggu.
Namun detoks tidak harus dilakukan dengan metode yang mahal dan menyiksa. Berpuasa pun bisa menjadi salah satu metode detoks yang sekaligus meningkatkan keimanan.
Ahli gizi dan pangan Institut Pertanian Bogor Profesor Made Astawan mengatakan, prinsip detoks yaitu membuang racun-racun yang diproduksi dari hasil metabolisme. Sementara puasa berarti tidak mengonsumsi makanan apapun selama periode waktu tertentu sehingga menyediakan waktu tubuh untuk membuang sendiri sisa-sisa metabolisme tersebut.
"Puasa bisa jadi salah satu sarana detoks yang berguna," ungkapnya dalam seminar kesehatan bertajuk "S.O.D.A (Smart on Doing Activity) - Jangan Takut Makan Enak", Rabu (3/7/2013) di Jakarta.
Menurut Made, puasa merupakan metode detoks yang paling ideal. Pasalnya, orang yang menjalaninya tetap bisa makan di waktu sahur dan berbuka. Berbeda dengan metode yang cukup kompleks seperti cuci usus yang dinilai Made berlebihan.
"Yang penting adalah mengurangi makanan-makanan berat, dan memperbanyak sayur dan buah. Jadi jangan kalap saat sahur dan berbuka atau puasa tidak akan memberikan efek detoks yang optimal," tutur Made.
Kendati berpuasa satu bulan penuh identik dengan latar belakang agama tertentu, sebenarnya agama lainnya juga memiliki metode puasa sendiri-sendiri. Made mencontohkan, puasa mutih yang hanya makan makanan berwarna putih juga bisa jadi upaya detoks.
Jika dilakukan secara benar, detoksifikasi bisa menghasilkan perubahan yang cukup drastis pada tubuh, antara lain kulit menjadi lebih kencang, tubuh lebih bugar, sehat, daya ingat meningkat, dan gejala pusing dan lemas berkurang.