Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2013, 16:41 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail


KOMPAS.com -
Deteksi kanker selama ini akrab dengan penggunaan zat radioaktif, baik melalui injeksi maupun penyinaran. Zat radioaktif digunakan sebagai tracer untuk mengetahui pertumbuhan sel kanker.

Padahal, terlalu sering menggunakan zat radioaktif dapat membahayakan tubuh. Radiasi yang dipancarkan bisa membuat sel mati atau berada dalam kondisi berisiko. Bahkan bukan tak mungkin memicu jenis kanker lainnya.

Tetapi kini ada harapan baru bagi hadirnya cara diagnostik lebih aman menyusul penemuan para ahli dari University College London. Temuan itu mengindikasikan, coklat, minuman bersoda, dan makanan lain berbahan dasar gula ternyata bisa digunakan untuk mendeteksi kanker.   

Menurut penelitian mereka, tumor ganas ternyata mengkonsumsi lebih banyak glukosa dibanding jaringan sehat lainnya. Glukosa digunakan untuk pertumbuhan sel yang cepat. Ilmuwan mengembangkan teknik baru untuk dengan melacak bagaimana gula diserap tubuh.

Peneliti menggunakan alat pemindai (scanner) MRI untuk melihat asupan glukosa. Hasilnya, sel tumor bersinar terang setelah sesuatu mengkonsumsi sesuatu yang manis.

"Saya tadinya tidak percaya. Namun penelitian kami membuktikan, scanner MRI bisa digunakan untuk melacak pergerakan glukosa," kata Professor Mark Lythgoe, Direktur UCL’s Centre for Advanced Biomedical Imaging (CABI).

Penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature Medicine ini menggunakan tikus penderita kanker usus besar. Studi menemukan, pertumbuhan kanker dapat dideteksi MRI  dengan mengikuti pengolahan glukosa pada tikus.

Riset ini tentu memberi harapan baru bagi pengobatan penyakit kanker. Metode ini dinilai lebih aman, murah, dan sederhana dibanding penggunaan radioaktif. Hasil metode ini juga diharapkan akan tersedia dalam 18 bulan ke depan.

Dengan efek samping yang minimal, teknik ini bisa digunakan dalam jangka waktu mingguan atau harian. Sehingga dokter bisa cepat mengetahui bagaimana reaksi sel kanker terhadap pengobatan yang dijalani. Namun tenik ini tidak disarankan bagi anak dan wanita yang sedang hamil.

Bagi pasien yang tak menyukai jarum suntik, kabar ini tentu melegakan. Tak seperti positron emission tomography (PET) yang membutuhkan injeksi radioaktif, metode MRI dengan glukosa tidak membutuhkan suntikan. Metode ini bisa digunakan setelah mengkonsumsi yang manis, seperti minuman bersoda, jus buah, atau makanan. Metode juga bisa digunakan menggunakan gula pada setengah dari standar ukuran coklat. Teknik ini juga dicobakan pada pasien kanker dan menunjukkan tanda kesuksesan.

"Metode ini menjanjikan. Kita bisa melihat penyerapan glukosa pada area sekitar tumor," kata Lythgoe.

Karena dinilai lebih ramah pada pasien kanker, sekarang metode ini sedang dalam tahap uji klinis. Uji klinis mungkin menggunakan glukosa murni dengan dosis tertentu, yang lebih baik dibanding coklat atau permen.

"Selanjutnya kita lihat bagaimana efektifnnya teknik ini berjalan pada pasien," kata Dr Kat Arney dari Cancer Research UK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com