Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2013, 13:41 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Cukup banyak masakan khas Indonesia yang semakin bertambah lezat setelah dipanaskan berkali-kali. Beberapa masakan juga perlu proses pemasakan yang lama, sebut saja rendang, gudeg, kari, dan masih banyak lagi.

Padahal proses memasak yang terlalu lama akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar kandungan gizi dari makanan sehingga dalam jangka panjang hal itu menimbulkan risiko kurang gizi.

Staf ahli dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pinky Saptandari mengatakan, budaya sangat kental mempengaruhi kebiasaan masyarakat Indonesia, termasuk pola makan. Pinky menilai, secara umum masyarakat Indonesia menyukai makanan yang "dihangatkan" kembali dianggap lebih enak.

"Bahkan sayur sisa dicampur dengan sayur sisa lainnya bisa jadi makanan baru," ujarnya dalam Nutritalk yang diadakan oleh Sarihusada di Jakarta, Rabu (17/7/2013).

Bahan makanan memiliki zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Sementara proses memasak sedikit banyak dapat mengurangi kandungan zat gizi makanan.

Namun di sisi lain, proses memasak juga dibutuhkan untuk menambah cita rasa masakan, dan yang lebih penting menghilangkan mikroorganisme berbahaya yang mungkin terbawa dalam bahan pangan.

Karena itu, teknik memasak menjadi hal yang penting. Terutama untuk bahan-bahan pangan tertentu yang memiliki kandungan vitamin dan mineral, seperti sayuran. Sedikit saja terkena panas, kandungan tersebut bisa saja ada yang hilang, apalagi jika terlalu lama terkena panas.

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor Made Astawan mengatakan, untuk memperoleh kandungan vitamin dan mineral yang optimal dalam sayuran maka ada baiknya sayuran dimakan dalam keadaan segar. Namun perlu juga untuk memperhatikan mikroorganisme dan pestisida yang mungkin ada bersamanya.

Menurut Made, dengan teknik pencucian yang benar, mikroorganisme dan pestisida bisa hilang. Meskipun tidak semua pestisida bisa langsung hilang dengan dicuci.

Maka ia menyarankan, untuk memilih bahan pangan yang menggunakan pestisida non-sistemik. Artinya pestisida yang digunakan hanya pada permukaan sayuran, bukan masuk ke dalam tubuh sayuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau