Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2013, 15:28 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para jemaah haji Indonesia diimbau untuk menggunakan masker selama di tanah suci. Penggunaan masker bertujuan untuk meminimalkan peluang terinfeksi MERS-CoV (Middle East respiratory syndrome coronavirus) yang sekarang sedang mewabah.

"Selain masker kondisi tubuh juga harus dijaga karena tidak mungkin hanya mengandalkan satu cara untuk mencegah penularan," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI, Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Meski tidak merinci jenis masker apa yang sebaiknya dipakai selama berada di tanah suci, menurutnya, masker wajib digunakan saat jemaah haji beraktivitas, terutama bila orang terdekat jemaah terkena flu, demam, atau bersin. Jemaah juga harus waspada bila tiba-tiba menderita demam.

Sampai dengan 18 Juli 2013 tercatat ada 88 kasus MERS-CoV dengan 45 kematian (51 persen), di jazirah Arab dan beberapa negara Eropa.

Pemerintah Arab Saudi bahkan menyarankan orangtua yang memiliki penyakit kronis dan anggota jemaah dengan daya tahan tubuh lemah diminta menunda pelaksanaan ibadah haji.

"Kita belum ada larangan bepergian. Karena Pemerintah Saudi Arabia maupun WHO tidak mengeluarkan travel warning. Namun, pencegahan tetap penting, salah satunya dengan menjaga kondisi tubuh dan pakai masker," kata Tjandra.

Masyarakat juga diminta berperan aktif pada pencegahan MERS-coV. Upaya ini dilakukan dengan memasang banner dan spanduk waspada MERS-CoV di pelabuhan dan bandara. Kantor kesehatan pelabuhan dan bandara juga menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), kartu kewaspadaan kesehatan/Health Alert Card (HAC), disinfektan, dan obat-obatan.

Selain itu, pelabuhan dan bandara juga menyiapkan alat Thermal Scanner. Alat ini mendeteksi jemaah haji yang mengalami kenaikan suhu tubuh, sebagai upaya pencegahan penularan MERS-CoV.

Namun, sesuai kesepakatan WHO dan negara kawasan Asia Tenggara, saat ini alat tesebut belum perlu diaktifkan dan akan dievaluasi dari waktu ke waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com