Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2013, 15:30 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Obesitas umumnya berhubungan dengan rendahnya keberhasilan terapi kesuburan dengan metode bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Namun sebuah studi baru menunjukkan, wanita obesitas memiliki peluang hamil yang sama besarnya dengan wanita berberat badan normal, asalkan menggunakan donor sel telur.

Studi sebelumnya menemukan, wanita obesitas cenderung lebih sulit hamil dengan metode IVF. Namun studi tersebut terbatas pada penggunaan sel telur milik sendiri. Sementara studi baru yang dipublikasi dalam jurnal Human Reproduction ini menunjukkan hasil yang berbeda, terutama saat wanita obesitas menggunakan donor sel telur.

Dalam studi baru ini, para peneliti melibatkan lebih dari 4.700 wanita yang juga terlibat dalam studi sebelumnya. Hasilnya, selain memiliki kesempatan hamil yang hampir sama, wanita obesitas yang menggunakan donor sel telur juga memiliki kesempatan melahirkan ataupun risiko keguguran yang hampir sama dengan wanita berberat badan normal.

"Studi ini mengindikasikan, obesitas tidak signifikan mempengaruhi keberhasilan metode IVF, selama menggunakan donor sel telur," ujar ketua peneliti Dr Emily Jungheim, asisten profesor kebidanan di Washington University School of Medicine.

Studi ini, imbuhnya, mendukung agar dokter tidak melarang wanita obesitas untuk melakukan terapi IVF sebagai usaha memperoleh kehamilan. Asalkan wanita obesitas mendapat donor sel telur, maka mereka memiliki kesempatan hamil yang hampir sama dengan wanita berbobot normal.

Diketahui beberapa program IVF memiliki batasan indeks massa tubuh (IMT), sehingga wanita yang IMT-nya melebihi batasan tersebut tidak diperbolehkan untuk mengikutinya. IMT merupakan perkiraan kadar lemak tubuh melalui perbandingan antara tinggi dan berat badan. Orang yang memiliki IMT lebih dari 30 dikategorikan obesitas.

"Peraturan tersebut perlu dikaji ulang," tandas Jungheim.

Secara umum wanita obesitas bisa hamil dengan metode IVF. Bagi mereka yang tidak, para peneliti sedang menelaah kenapa terjadi demikian. Namun mereka yakin, faktor IMT tidak terlibat dalam hal itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com