Vin mengatakan dirinya merasa Ari mengalami gejala sama seperti di tokoh utama di film The Solois ditontonnya. sehingga ia lebih siap dan bisa menerima dengan lapang dada ketika dokter mendiagnosis hal yang sama.
Ari, kata Vin, selalu merasa orang lain mengejek dan akan membunuhnya. Dalam diamnya, Ari semakin larut pada rasa curiga.
Ari mulai menjalani pengobatan pada 2010. Selama pengobatan ia dibantu dokter, keluarga, dan teman, agar mengalami perubahan pola pikir. Vin mengatakan, rasa curiga perlahan dihapus dan diganti dengan pikiran positif. Ari juga diajak menghadapi rasa takut.
"Bagaimanapun saya beruntung karena Ari adalah anak yang bertanggung jawab dan mau berusaha. Keinginan yang besar untuk menyelesaikan kuliah, memacu Ari untuk segera sembuh," kata Vin.
Ari juga didukung keluarga yang tidak malu mengakui skizofrenia yang dialaminya. Keterbukaan inilah yang kemudian mengundang dukungan dari kerabat dan teman untuk Ari, agar segera sembuh.
Penyebab belum jelas
Penyakit skizofrenia sendiri sampai sekarang masih menjadi misteri. Belum jelas apa yang menyebabkan ketidakseimbangan produksi dopamin pada otak manusia, hingga mengakibatkan skizofrenia.
"Stres dan depresi bisa jadi pemicu, tapi bukan penyebab. Memang ada faktor keturunan, tapi sangat sedikit, mungkin hanya satu persen," kata dr.Bambang Eko Sunaryanto, Sp.KJ (K), Direktur RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Malang, Jawa Timur.
Skizofrenia pada umumnya diderita orang usia 16-25 tahun. Bambang menjelaskan, penyakit ini sebenarnya bisa dideteksi ketika anak masih usia sekolah dasar.
Bambang menyarankan orangtua memberi perhatian pada anak yang 'terlalu.' Misalnya terlalu baik, pendiam, penurut, dan tidak banyak tingkah. Dikhawatirkan tingkah anak yang terlalu tenang merupakan dampak dari produksi hormon yang tidak seimbang dan mengakibatnya munculnya ilusi atau delusi.
Skizofrenia, menurut Bambang, bisa dicegah. "Yang pertama diperhatikan adalah dalam pengasuhan. Bila anak diasuh orangtua yang mengalami gangguan jiwa, maka anak akan mengalami hal yang sama," kata Bambang.
Selanjutnya, anak harus diberi sedikit stressor atau tekanan sehingga mudah beradaptasi dalam berbagai kondisi. Anak juga bisa menghadapi kesulitan dan tidak mudah menyerah.
Orangtua juga sebaiknya tidak terlalu banyak melarang anak. Larangan akan menyebabkan anak mudah curiga, takut, dan sensitif. Anak seperti ini mudah stres yang kemudian memicu skizofrenia.
Penyakit skizofrenia bisa disembuhkan, baik dengan oral maupun injeksi ditambah psikoterapi. Tujuan pengobatan adalh mengurangi gejala psikotik, mencegah kekambuhan, meningkatkan kualitas hidup, dan mengembalikan kehidupan pribadi, sosial, dan profesional pasien.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.