Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kembar Lima, Anugerah Besar dengan Risiko Besar

Kompas.com - 23/08/2013, 10:18 WIB

Banyaknya sel telur yang dibuahi itu disebabkan sang ibu meminum obat penyubur kandungan, bukan karena mengikuti program bayi tabung. Obat ini memang diperlukan hanya jika jumlah sel telur ibu kurang. Kondisi itu didukung kualitas sperma suami yang sehat hingga mampu membuahi lima sel telur sekaligus.

Selain penggunaan obat-obatan penyubur kandungan, kelahiran bayi kembar juga dapat terjadi pada ibu yang hamil pada usia lebih dari 30 tahun dan memiliki riwayat keluarga yang juga memiliki anak kembar.

Data American Society for Reproductive Medicine menunjukkan potensi kehamilan kembar lebih banyak pada ibu dengan tinggi badan lebih dari rata-rata dan mengalami obesitas. Potensi hamil kembar perempuan dari ras Afro-Amerika lebih tinggi dibandingkan dengan wanita Kaukasia atau Asia.

Kehamilan kembar dapat dideteksi sejak trimester pertama (di bawah 12 minggu) dengan pemeriksaan ultrasonografi. Dengan deteksi dini, sejumlah upaya medik bisa dilakukan untuk mengupayakan ibu dan bayi lahir selamat pada waktunya.
Penuh risiko

Dalam keadaan normal saja, kehamilan dan kelahiran tunggal merupakan proses yang penuh risiko, baik bagi ibu maupun sang bayi. Risiko itu bukan hanya berupa gangguan kesehatan, melainkan juga kematian.

”Makin banyak bayi yang dikandung, makin besar pula risikonya,” ujar Gatot.

Risiko terbesar kehamilan kembar adalah lahir prematur. Penelitian JA Martin, dkk, ”Births: Final Data for 2006” dalam National Vital Statistics Report Volume 57, Nomor 7, 2009, menyebutkan, 60 persen bayi kembar dua, 90 persen bayi kembar tiga, dan semua kembar empat atau lebih dilahirkan prematur.

Jika kelahiran dari kehamilan tunggal terjadi pada usia hamil rata-rata 39 minggu, bayi kembar dua umumnya lahir pada kehamilan 35 minggu. Adapun bayi kembar tiga dan kembar empat rata-rata dilahirkan pada usia kehamilan 32 minggu dan 29 minggu.

Kelahiran prematur itu memicu bayi lahir dengan berat badan rendah atau kurang dari 2.500 gram. Lebih dari separuh kembar dua dan hampir seluruh kembar lebih dari dua lahir dengan berat badan rendah.

Bayi lahir dengan berat badan rendah kurang dari 1.500 gram dan berumur kurang dari 32 minggu berisiko mengalami sejumlah gangguan, seperti gangguan kecerdasan, cerebral palsy (gangguan gerak, otot, atau postur akibat perkembangan abnormal otak sebelum lahir), serta kurangnya penglihatan dan pendengaran.

”Bisa juga muncul gangguan pencernaan dan pernapasan,” ujar Gatot.

Saat dewasa, bayi dengan berat lahir rendah juga memiliki risiko tinggi terhadap sejumlah penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes, gangguan metabolik, serta gangguan kekebalan tubuh.

Ibu yang mengandung lebih dari satu bayi juga berisiko terserang preeklamsia (tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu) dan menderita diabetes gestasional (kadar gula darah tinggi tiba-tiba saat hamil). Kondisi ibu ini juga bisa berdampak pada bayi.

Meski demikian, Didi menegaskan, tim dokter RSAB HK akan merawat bayi kembar lima yang tersisa dengan penanganan terbaik selama mungkin.

Adapun kondisi sang ibu, Enita, semakin baik. Sejak Kamis pagi, tak ada lagi infus dan kateter yang melekat pada tubuhnya. Ia pun sudah bisa beraktivitas.

”Dua tahun setelah ini, ibu tetap boleh melahirkan asal jangan kembar lagi,” kata Gatot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com