Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2013, 10:24 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com —
Prestasi yang ditorehkan atlet merupakan hasil dari usaha keras untuk melatih dirinya. Namun, faktor yang tidak kalah penting dari itu adalah meminimalisasi efek cedera.

Dr Michael Triangto, SpKO, pakar kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran mengatakan, cedera merupakan risiko menjadi atlet. Setiap atlet hampir pasti mengalami cedera karena melakukan aktivitas fisik yang lebih dari orang lain.

Meskipun begitu, lanjut dia, dengan pengelolaan cedera yang baik, efek cedera bisa diminimalisasi sehingga cedera bukan merupakan halangan bagi atlet untuk tetap berprestasi.

"Prinsipnya, begitu ada cedera baru harus dapat penanganan yang adekuat," tegasnya di sela-sela acara pembukaan Third Annual Scientific Meeting of Indonesian Hip & Knee Society (IHKS) Jumat (23/8/2013) kemarin, di Jakarta.

Penanganan adekuat, imbuhnya, meliputi istirahat, obat-obatan, fisioterapi, pijat, hingga akupuntur. Agar hasilnya optimal, semua aspek penanganan tersebut perlu melibatkan tenaga kesehatan yang ahli dalam bidangnya.

Michael mencontohkan, atlet yang baru-baru ini menjuarai Badminton World Federation World Championship Muhammad Ahsan, dulu sempat mengalami cedera pinggang dan tidak dapat mengikuti pertandingan beberapa waktu. Namun setelah cederanya pulih, Ahsan kembali dapat berprestasi.

Bahkan prestasi Ahsan setelah pulih dari cedera justru meroket. Ahsan berhasil menjuarai Indonesian Open, Singapore Open, dan BWF World Championship dengan kerja kerasnya dan penanganan cedera yang baik.

"Menunda pertandingan demi pemulihan cedera dan berprestasi di kesempatan berikutnya lebih baik daripada memaksakan cedera yang akan membuatnya makin parah," tutur Kasubid Kedokteran PBSI ini.

Jika ditangani dengan baik, cedera ringan bisa pulih dalam satu minggu. Dan cedera sedang pulih dalam dua minggu. Meskipun tidak dapat pulih 100 persen, tetepi efek cederanya minimal.

Sayangnya, kata dia, banyak atlet yang tidak mau jujur dengan cederanya. "Karena sudah latihan keras, cedera tak dihiraukan karena akan membuat atlet tidak bisa bertanding," ungkapnya.

Karena itu, Michael menekankan, tiap atlet harus mengetahui kondisinya. Jika memang cedera, segeralah berkonsultasi kepada dokter. Atlet juga perlu melakukan pemeriksaan secara teratur akan kondisi fisiknya.

"Inilah yang menjadi tantangan dokter olahraga, yaitu mengedukasi atlet akan pentingnya menyadari cedera dan pemeriksaan rutin fisiknya," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com