Penting bagi orangtua untuk memahami risiko keterlambatan tumbuh kembang anak, sekaligus juga memahami bagaimana cara menyikapinya dengan tepat. Dengan begitu, anak bisa tertangani dengan baik kalau pun mengalami keterlambatan. Orangtua juga lebih mampu mengambil tindakan terbaik untuk si kecil, dan tidak terpedaya mitos.
Risiko
“Orangtua harus waspada dengan tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang anak. Semua anak harus melewati milestone tumbuh kembang, jangan sampai ada fase yang terlewati," ungkap dokter anak dari Brawijaya Women and Children Hospital, dr Attila Dewanti, SpA(K) Neurologi, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, orangtua juga sebaiknya tidak mengabaikan tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang. Misalnya, anak usia enam bulan sudah mampu duduk namun belum bisa tengkurap. Hal ini sebaiknya tidak dibiarkan karena jika fase tengkurap terlewati, anak berisiko mengalami kesulitan ke depannya.
“Kalau tiga tahun belum bisa memegang pensil, bawa ke dokter, karena bisa jadi ada yang salah dengan motorik halus, ada kelainan saraf. Ini bisa dikenali dengan observasi. Biasanya observasi dilakukan 30 menit hingga satu jam untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda keterlambatan tumbuh kembang dan risikonya," jelas dr Attila sekaligus memberi contoh lain keterlambatan tumbuh kembang anak balita.
Setiap anak unik, tak perlu panik
Orangtua yang mendapati keterlambatan tumbuh kembang pada anak, sebaiknya tidak membandingkan kondisi anak dengan anak lainnya. Orangtua juga sebaiknya tidak panik menyikapi masalah tumbuh kembang pada anak, karena setiap anak unik.
Psikolog dari klinik tumbuh kembang Rainbow Clinic, Rika Ermasari, SPsi, Ct, CHt mengatakan orangtua perlu berpikir rasional menyikapi keterlambatan tumbuh kembang anak.
"Anak tidak ada yang sama. Konsultasi ke dokter tetap perlu jika anak mengalami keterlambatan tumbuh kembang, namun jangan terlalu khawatir. Tapi jangan juga terlalu telat melakukan pemeriksaan," tuturnya.
Selain mengatasi kekhawatiran, orangtua juga perlu tahu kapan harus mulai memeriksakan anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Menurut Rika, setiap anak mengalami dampak berbeda dari keterlambatan tumbuh kembang di masa golden age ini.
"Orangtua bisa mengandalkan instingnya, bisa tahu kapan sebaiknya mulai memeriksakan anak. Asal jangan terlalu lama, karena semakin lama keterlambatan ini dibiarkan, akan semakin sulit memperbaiki dampak yang ditimbulkannya. Kalau kesulitan ditangani di masa golden age, akan lebih mudah memperbaikinya," saran Rika.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.