Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Minum Susu Sejak Usia Dua Cegah Intoleransi Laktosa

Kompas.com - 20/09/2013, 17:11 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Intoleransi laktosa atau ketidakmampuan tubuh dalam mencerna karbohidrat susu (laktosa) umum dialami orang dewasa. Ini karena tubuh orang dewasa tidak lagi memproduksi enzim laktase yang dapat mencerna laktosa. Meski begitu, intoleransi laktosa bisa diminimalisasi dengan kebiasaan minum susu setelah penyapihan di atas dua tahun.

Kendati demikian, menurut pakar gizi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, intoleransi laktosa bisa diminimalisasi. Caranya yaitu dengan terus mengonsumsi susu meski telah menyapih air susu ibu (ASI) selepas usia dua tahun.

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, namun setelah menyapih, susu masih diperlukan untuk melengkapi kebutuhan gizi. "Seperti semboyan lama mengatakan, empat sehat lima sempurna, baru sempurna kalau ada susu," kata Fiastuti saat ditemui Kompas Health beberapa waktu lalu di Jakarta.

Setelah menyapih, lanjut dia, anak bisa dikenalkan dengan jenis susu lainnya, seperti susu sapi. Menurutnya, pemberian susu sapi dengan segera setelah anak menyapih akan meminimalkan potensi intoleransi laktosa.

"Segera saja dikenalkan jenis susu lainnya. Semakin lama dikenalkan akan semakin rentan anak mengalami intoleransi glukosa," paparnya.

Saat dikenalkan lebih dini, tubuh tetap memproduksi enzim laktase seperti saat masih menyusu. Jika ada jeda dari masa menyapih hingga dikenalkan susu jenis lain, tubuh akan mengurangi produksi enzim laktase.

Fiastuti menuturkan, susu diperlukan untuk pembentukan dan perkembangan fisik dan otak, serta pertumbuhan tulang. Ini karena susu mengandung semua zat gizi bahan pembangun tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, kalsium, zat besi, seng, fosfor, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com