Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2013, 18:40 WIB
Rosmha Widiyani,
Asep Candra

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Meski memerlukan perawatan jangka panjang, penderita gangguan bipolar dapat sembuh. Untuk mencapai kesembuhan dibutuhkan kerja sama pasien, dukungan dari lingkungan dan tenaga kesehatan. Pasien pun tidak boleh menganggap dirinya sudah sembuh dan lantas tidak kembali berobat.

"Ingat bipolar adalah penyakit seumur hidup dan membutuhkan perawatan jangka panjang. Jangan sampai tidak mengkonsumsi obat atau kontrol, karena kondisi yang dinilai sudah baik selama 1-3 tahun,” kata psikiater dr. AAA. Agung Kusumawardhani, Sp.KJ (K) pada seminar 'Kendalikan Gangguan Bipolar Sejak Dini' memperingati Hari Kesehatan Jiwa Dunia 2013 di Jakarta, Rabu (3/10/2013).

Agung mengatakan, pemulihan gangguan bipolar bergantung pada kapan gejala timbul (onset). Onset yang muncul pada usia muda biasanya ditandai gejala energik berlebihan yang disebut manik. Bila gejala ini diketahui lebih cepat dan diobati, maka kualitas hidup saat usia tua serta muda bisa lebih baik.

Onset yang timbul pada usia tua relatif lebih sulit diketahui, dengan gejala awal depresi dan mudah terganggu. Pada beberapa kasus juga ditandai waham kebesaran dan ilusi tertentu. “Pengobatan pada lansia juga lebih berhati-hati karena harus mempertimbangkan kemungkinan timbul penyakit lain. Terutama bila pasien sudah mengkonsumsi obat tertentu,” kata Agung.

Selain obat, pemulihan pasien bipolar lansia juga mempertimbangkan keseimbangan elektrolit dan zat lain dalam tubuh. Hal ini dikarenakan sudah menurunnya fungsi beberapa organ, sehingga lansia berisiko menderita penyakit lain seperti gagal ginjal atau tremor. Pasien bipolar lansia juga diwajibkan kontrol teratur, untuk memeriksa kemajuan pengobatan dan mencegah timbulnya penyakit lain.

Selain terapi yang bersifat farmakologi, pemulihan juga dilakukan dari sisi sosial. Teknik pengobatan ini diberikan pada keluarga dan caregiver, yang menyediakan sistem dukungan bagi penderita.

Keluarga dan caregiver diharapkan dapat terus memacu semangat penderita untuk sembuh. Mereka juga harus mengingatkan pasien untuk selalu minum obat dan kontrol, untuk menjaga kualitas hidupnya.

Dengan kepatuhan kontrol dan minum obat, diharapkan bisa menurunkan frekuensi kekambuhan dan ketidakstabilan mood penderita. Selanjutnya pengobatan akan mengurangi gejala lain yang tersisa, termasuk keinginan bunuh diri.

Kontrol teratur akan meminimalkan efek samping pengobatan dan tidak menutup kemungkinan penyederhanaan obat. Hal ini akan berefek pada pengurangan biaya yang harus dikeluarkan tiap kali menebus obat. Dengan dukungan sosial yang cukup, maka kondisi mental dan mood penderita bisa terjaga dan kembali beraktivitas.

“Dukungan lingkungan ditambah kontrol dan pengobatan teratur akan menyediakan support system yang baik. Dengan kepatuhan pengobatan yang menjadi kunci pemulihan, bukan tidak mungkin pasien bipolar bisa kembali aktif,” kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com