Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/10/2013, 09:22 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber FOXNews

KOMPAS.com - Bau mulut tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan. Aroma tidak sedap dari mulut yang disebut halitosis ini juga menimbulkan kesan buruk bagi siapapun yang berinteraksi dengan penderitanya.

Umumnya, bau mulut disebabkan oleh gas yang diproduksi oleh bakteri. Gas ini terkumpul dalam rongga mulut di dalam gusi, gigi, atau lidah. Menurut otolaryngologist, Dr. Jeffrey Spiegel dari Boston Amerika Serikat, kebanyakan gas dalam mulut ini mengandung sulfur sehingga memberi aroma tidak enak.

Cara sederhana mengatasi gangguan ini adalah dengan rutin melakukan sikat gigi dan penggunaan benang gigi. Pembersih lidah juga dapat membantu bakteri yang berkumpul di belakang lidah.

Namun bila cara tersebut tidak mempan, ada lima jurus ampuh lainnya menghilangkan bau mulut :

1. Kunjungi dokter gigi

Menurut dokter gigi, Chetan Kaher dari London, pemeriksaan gigi bisa menjadi cara jitu menghilangkan bau nafas. Hal ini dikarenakan beberapa tipe bakteri terdapat di gigi dan bisa menciptakan plak. Plak ini, kata Kaher, harus dihilangkan tenaga profesional.

Selain menciptakan bau tak sedap, plak bisa mengakibatkan gigi berlubang. Halitosis bisa diakibatkan lubang atau gigi yang sudah membusuk. Sehingga, menurut Spiegel, kunjungan ke dokter gigi penting untuk menghilangkan bau nafas tak sedap.

2. Periksa hidung

Penyebab lain aroma nafas tidak sedap adalah  munculnya bau dari dalam hidung. Hal ini bisa dikarenakan infeksi sinus atau adanya bakteri di dalam hidung.

Menurut Spiegel, penggunaan tetes hidung bergaram (saline nasal wash) bisa mengatasi persoalan ini. Namun jika maslah terus berlanjut, tak ada salahnya segera memeriksakan diri ke dokter THT.

3. Batu amandel

Amandel merupakan gumpalan jaringan getah bening yang ada di belakang tenggorokan. Jaringan ini tidak halus dan bulat layaknya bola. "Bentuknya seperti semak penuh rongga, sehingga bakteri bisa berakumulasi," kata Kaher.

Bila jumlah bakteri dan mikroba lainnya menumpuk bisa terbentuk batu amandel (tonsilloliths). Kaher dan Spiegel berpendapat, batu ini cukup bau dan berkontribusi pada timbulnya halitosis.

Batu amandel bisa diambil dengan menggunakan sejenis alat yang disebut Waterpik. Alat ini bekerja dengan menyemprotkan air bertekanan tinggi ke amandel. Namun jika tonsil sudah cukup besar dan terus berakumulasi, maka batu perlu dihilangkan dengan operasi.

"Terkadang kita harus menghilangkan amandel karena nafasnya yang sudah sangat bau," kata Spiegel.

4. Perbaiki pola makan

Makanan seperti bawang bombay dan bawang putih bisa menyebabkan bau nafas. Namun bau yang muncul tidak hanya karena sisa makanan yang tertinggal di mulut. Pada bawang putih misalnya, zat kimia dari makanan dibawa darah ke dalam sel dan dihembuskan melalui paru-paru. Hembusan ini menimbulkan aroma yang kurang sedap.

Alhasil masalah bau nafas yang muncul ini bukan berasal mulut. Pada kasus ini, kata Spiegel, tidak ada yang bisa dilakukan. Penderita harus menutupinya dengan pencuci mulut atau perment mint, dan menghindari makanan tertentu.

5. Periksa perut, kunjungi dokter

Bila bau mulut  tak kunjung hilang, Spiegel menyarankan, segera mengunjungi dokter. Pada beberapa kasus, masalah dalam perut dapat menyebabkan bau mulut.

Aroma tak sedap bisa muncul karena produksi asam berlebihan yang disebut asam refluks. Kondisi ini bisa terjadi bila asam dan isi perut lainnya meluap dan naik menuju esofagus. Keadaan ini, ujar Spiegel, bisa diperbaiki dengan antasida dan pengobatan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com