Selain menghindari sebab utama kanker paru, deteksi dini juga bisa menjadi cara lain memperpanjang kesempatan hidup. Utamanya, deteksi dini bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker paru. Seperti perokok, berusia di atas 40 terutama laki-laki, dan pekerja di lingkungan pabrik.
"Kanker paru lebih dari 90 persen terjadi akibat rokok. Ini bisa dicegah, WHO mengatakan kanker paru bisa dicegah, utamanya rokok. Selain rokok, ada penyebab lain kanker paru namun presentasinya kecil, seperti genetik, polusi, makanan berminyak," ungkap Prof Dr Anwar Jusuf, SpP(K) dari RS Umum Persahabatan, di sela seminar ilmiah Tim Kerja Paru RS Kanker Dharmais (RSKD), di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Ketua Tim Kerja Paru RS Kanker Dharmais, dr A Mulawarman Jayusman, SpP(K) mengatakan risiko tinggi kanker paru didapati pada perokok. Data RS Kanker Dharmais juga menunjukkan, risiko tinggi pada perokok wanita mengalami peningkatan lima tahun terakhir.
Meski berisiko tinggi kanker paru, sayangnya banyak pasien datang ke rumah sakit pada stadium lanjut. Penyangkalan, lebih percaya pengobatan alternatif, menolak diagnosa, hingga menolak operasi menjadi sejumlah sebab pasien kanker paru tak tertangani lebih dini.
Padahal, kata Mulawarman, jika kanker paru terdeteksi lebih dini, peluang hidup lima tahun bisa lebih panjang.
Dalam paparannya pada seminar ilmiah RSKD, dr Arif R Hanafi, SpP juga mengungkapkan, deteksi dini menurunkan mortaliti pasien kanker paru sebesar 20 persen.
Deteksi dini, bisa dilakukan dengan rontgen, CT-scan, serta beberapa cara lainnya.
Selain deteksi dini, orang yang berisiko tinggi kanker paru juga perlu waspada pada sejumlah gejala primer seperti sesak napas, batuk darah, nyeri dada.
Mulawarman mengungkapkan, pusing kepala yang tidak sembuh juga bisa jadi petanda lainnya. Dengan deteksi dini melalui CT-scan, pusing kepala menjadi tanda untuk kemudian dicari apakah ada metastasis di kepala.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.