Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2013, 16:45 WIB
Wardah Fajri

Penulis

Sumber CNN

4. Jurnal komputasi biologi PLOS: menunggu rasa sakit lebih menyakitkan.
Tidak ada satu pun orang yang nyaman dengan rasa sakit. Namun, saat kita tahu rasa sakit itu akan datang, biasanya kita ingin segera mengakhirinya secepat mungkin.

Para peneliti di London melakukan dua eksperimen sederhana melibatkan 35 relawan. Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana rasa sakit memengaruhi seseorang dalam membuat keputusan. Partisipan studi ini diminta untuk memilih kapan mereka ingin menerima kejutan listrik dengan intensitas bervariasi.

Kebanyakan partisipan lebih memilih mengalami kejutan listrik sesegera mungkin dibandingkan menundanya lebih lama. Bahkan, partisipan lebih memilih kejutan listrik lebih kuat dengan catatan durasinya lebih cepat.

"Mengantisipasi rasa sakit sangat tidak menyenangkan, ketimbang rasa sakit itu sendiri," para peneliti menyimpulkan.

5. Jurnal PLOS ONE: otak kiri tak selalu berkaitan dengan kemampuan menganalisa.
Seringkali, kepribadian seseorang dikaitkan dengan fungsi otak kiri atau kanan yang lebih kuat. Ketika seseorang tidak memiliki kemampuan analisa tinggi atau kurang detil dalam melakukan sesuatu, ia dianggap memiliki kelemahan dengan otak kirinya. Sedangkan saat seseorang kreatif, otak kanan selalu menjadi kebanggaan.

Peneliti di University of Utah menyatakan seseorang tidak memiliki otak kiri lebih kuat atau otak kanan lebih kuat, atas kemampuan berpikirnya yang tajam atau kreativitasnya yang tinggi.

Untuk membuktikannya, para peneliti saraf memindai otak 10.000 orang usia 7-29 tahun untuk menemukan hipotesis yang lebih baik. Hasilnya, mereka tidak menemukan bukti yang bisa menguatkan mitos otak kanan dan otak kiri tersebut. Tidak ada bukti seseorang memiliki otak kanan lebih baik atau sebaliknya.

Aktivitas tertentu membuat salah satu otak Anda bekerja lebih keras daripada otak satunya.

"Komunitas sains saraf tidak pernah menerima anggapan bahwa otak kiri lebih dominan atau otak kanan lebih dominan terkait kepribadian seseorang. Kenyataanya adalah sangat tidak efisien ketika satu sisi otak secara konsisten lebih aktif dibandingkan sisi satunya," terang ketua tim peneliti Jeff Anderson.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com