Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2013, 20:23 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com-Mobilitas dan kesibukan warga Jakarta yang tinggi seolah sudah fenomena biasa. Para pekerja umumnya menghabiskan waktu di jalan maupun kantor dengan aneka gadget di tangan. Rutinitas ini bahkan belum selesai ketika pekerja kembali ke rumah. Sederet permasalahan baru sudah menunggu penyelesaian.
 
Akibatnya warga Jakarta, terutama dalam usia produktif, rentan mengalami stres. Berbagai tuntutan dan lamanya menghabiskan waktu di depan gadget, perlahan membuat struktur tubuh perlahan berubah. Semakin banyak tuntutan yang harus dipenuhi, maka tubuh makin cepat berubah.
 
Pada akhirnya tulang belakang perlahan mulai tak lagi lurus. Cara berjalan pun tak lagi tegak dan cenderung membungkuk. Pada saat hal tersebut terjadi, sebetulnya tubuh sudah memberikan sinyal berupa rasa sakit pada tulang punggung, tubuh yang cenderung menggelambir, atau kantung mata yang membesar.
 
Kondisi ini tentu sangat mengganggu mobilitas dan tak baik bagi tubuh. “Padahal usia tubuh ditentukan tulang belakangnya. Bila hidupnya penuh tekanan, maka usia tulang belakang lebih cepat menua. Jadi jangan heran orang yang usia 20 tahunan bisa saja tulang belakangnya menunjukkan umur yang lebih tua, karena banyaknya tekanan,” kata pelatih yoga, Arif Susanto, saat ditemui KOMPAS Health di studio latihannya di kawasan Jakarta Selatan.
 
Kondisi alami yang dimaksud adalah situasi saat hidup seseorang terbebas dari tekanan, dan tubuh berfungsi sesuai tujuannya. Tulang punggung misalnya, diciptakan untuk menahan posisi tubuh saat aktif bergerak. Sayangnya pada pekerja, tubuh tidak banyak bergerak dan cenderung dibebani beban pada titik yang sama.
 
Akibatnya, tubuh pekerja lebih mudah merasakan back pain, kendati masih berusia muda. “Tulang punggung diciptakan untuk bergerak, bukan dalam posisi statis seperti yang dijalani pekerja. Bila tulang belakang sakit jangan sampai didiamkan, sebaiknya digerakkan sesuai fungsinya. Tentunya dengan metode dan tahapan yang benar,” kata pria yang menekuni vinyasa yoga.
 
Arif menjelaskan, untuk tulang punggung ada 7 latihan dasar yang harus dijalani. Latihan ini meliputi front hand, back hand, left bending, right bending, left twist, right twist, dan lengthening. Latihan dilakukan selama 5 kali helaan nafas dalam waktu 5-10 detik.
 
Tentunya selama latihan harus didampingi pelatih yang berpengalaman dan tersertifikasi. “Memang sekilas terlihat tidak mungkin. Namun bagian tubuh yang sakit justru harus digerakkan dan dikembalikan sesuai fungsinya. Latihan yoga akan mengembalikan manusia ke kondisi alaminya,” kata Arif yang sudah menekuni yoga selama 15 tahun.
 
Arif mengatakan, yoga sangat baik dilakukan sejak muda. Apalagi dengan gaya hidup sedentarian, yang menyediakan minim ruang untuk bergerak dan mengasah spiritualitas. Dengan mengembalikan tubuh sesuai fungsinya tentu berbagai manfaat kesehatan bisa diperoleh termasuk awet muda.
 
Terkait yoga yang dipilih, Arif mengatakan, dikembalikan pada pribadi dan karakter setiap individu. “Vinyasa yoga misalnya cocok untuk pribadi dinamis, karena gerakannya yang cenderung mengalir dan selalu berganti. Satu pose berlangsung 5-10 detik, sehingga peserta tidak bosan dan harus terus berkonsentrasi. Apapun latihanya yang penting rutin dan jangan segan memulai hanya karena tubuh yang kurang lentur atau alasan lainnya,” tutur Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com