Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2013, 17:55 WIB
Unoviana Kartika,
Asep Candra

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Ada kalanya hidup memasuki masa-masa berat yang berdampak pada pikiran dan perasaan seseorang. Namun untuk melanjutkan hidupnya, orang perlu bangkit dan menyudahi rasa sedih yang dia rasakan. Jika tidak, mungkin seseorang sudah menunjukkan tanda-tanda awal depresi. Demikian yang diungkapkan sebuah studi dari Belanda dan Amerika Serikat belum lama ini.

Para peneliti mengatakan, seseorang dikatakan lama untuk sembuh dari emosi negatif ketika mengalami mood yang buruk 10 kali dalam lima hari. Dan saat hal itu terjadi, seseorang yang mengalaminya mungkin telah dapat dikatakan memiliki gejala depresi.

Chris Schneck, direktur kedokteran di University of Colorado Depression Center mengatakan, bangkit dari emosi negatif lebih berat pada orang-orang yang mengalami depresi. Ini karena gangguan mood juga mempengaruhi tidur, energi, motivasi, dan kognisi mereka. Hal-hal itulah yang memperlama waktu kebangkitan mereka.

Jadi, bagaimana Anda tahu jika mengalami tanda-tanda depresi? Menurut David Hellerstein, direktur Mood Disorder Research Program di Columbia University, orang yang berada pada status depresi biasanya mengalami kesulitan tidur, kesulitan menyelesaikan tugas, menghindari interaksi sosial, mudah lelah, dan gejala fisik seperti sakit kepala dan nyeri punggung.

Sementara itu, menurut sebuah studi baru dari University of Michigan, emosi negatif yang berhubungan dengan depresi tidak selalu kesedihan. Para peneliti melaporkan, emosi negatif juga dapat berupa kemarahan yang tinggi, perlakuan pelecehan, dan pengambilan risiko.

Kendati demikian, depresi merupakan keadaan yang dapat disembuhkan. Obat-obatan antidepresan biasanya menjadi pilihan saat mengalaminya. Namun sebenarnya depresi juga bisa diatasi dengan olahraga.

Sebuah penelitian dari University of Toronto mengungkap, meski hanya dilakukan selama setengah jam per hari, olahraga sudah dapat membantu mengurangi gejala depresi. Selain itu, mengurangi kafein dan alkohol juga diketahui memiliki manfaat mengatasi depresi.

"Tak hanya itu, depresi juga bisa diatasi dengan mengungkap rahasia pada teman dan anggota keluarga," ujar Hellerstein.

Dia menyarankan untuk menargetkan dampak dari perubahan-perubahan itu dalam beberapa minggu, bukan bulan. Jika tidak ada perbaikan, maka sebaiknya orang perlu meminta bantuan dari dokter profesional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau