Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 18/12/2013, 10:51 WIB
|
EditorAsep Candra


KOMPAS.com - Tak semua anak gemuk mampu mengurangi berat badannya dengan hanya berdiet dan olahraga. Inilah yang membuat sebagian dokter meresepkan obat penurun penurun gula darah atau obat diabetes, khususnya golongan metformin. Namun sebuah studi baru menyatakan, metformin tidak banyak membantu anak gemuk dalam penurunan berat badan.

Studi tersebut memperbarui informasi dari riset sebelumnya yang menyatakan, tak ada obat yang bermanfaat bagi penurunan berat badan anak gemuk. Penelitian terbaru menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok anak gemuk yang mengonsumsi obat dengan kelompok yang tidak dalam penurunan berat badan selama setahun.

Sementara itu, pada remaja, konsumsi obat kurang dari enam bulan memberikan efek sedang dalam menurunkan berat badan. Meski, belum jelas apakah penurunan berat badan tersebut berdampak bagi kesehatan, catat para peneliti. Hal itu artinya metformin belum terbukti efektif untuk menurunkan berat badan, seperti diet dan olahraga.

"Sayangnya obat ini bukan menjadi jawaban untuk penurunan berat badan pada anak-anak," ujar peneliti Marian McDonagh, peneliti dari Oregon Health & Science University.

Kendati demikian, peneliti mengatakan, obat mungkin masih dapat bermanfaat bagi anak-anak yang sangat obesitas. Namun dibutuhkan studi berskala besar untuk mengidentifikasi kelompok ini.

Dalam studi ini, para peneliti menggali informasi dari 14 studi sebelumnya yang melibatkan total 946 anak gemuk yang berusia 10 hingga 16 tahun yang tidak mengalami diabetes. Indeks massa tubuh (IMT) mereka berkisar antara 26 hingga 41. Sebagian peserta mengonsumsi metformin dengan tujuan membantu mereka mengurangi berat badan.

Hasilnya, anak-anak yang mengonsumsi metformin dalam satu tahun mengalami penurunan IMT yang sama dengan anak-anak yang tidak mengonsumsinya. Dengan catatan, tahun itu mereka sama-sama melakukan perubahan pola hidup. Satu tahun berikutnya, ketika pola hidupnya kembali ke yang lama, BMI anak-anak tadi kembali mengalami kenaikan.
 
Makin banyaknya anak gemuk saat ini menjadi fenomena tersendiri di kalangan tenaga medis. Pasalnya, anak gemuk tidak lagi memiliki citra lucu dan sehat, tetapi justru rentan terhadap penyakit, khususnya penyakit degeneratif seperti diabetes tipe 2.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+