Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/12/2013, 11:30 WIB

Kurangi juga konsumsi kafein seperti yang terdapat di dalam kopi, teh, minuman bersoda, minuman berenergi. Kafein dapat menghambat aktivitas otot tube fellopian, yang membawa sel telur ke rahim. Konsumsi kafein dapat memengaruhi kesuburan calon ibu. Karena itu, batasi konsumsi kopi di bawah 200-250 miligram kafein per hari.

*Perhatikan Berat Badan

Perhatikan berat badan ideal, artinya tak tak terlalu berat/berlebih atau terlalu ringan/kurang. Pasalnya, kondisi seperti ini menjadi salah satu hal yang menyebabkan wanita sulit hamil.  Selain itu, ketika merencanakan kehamilan, hindari mengurangi/membatasi makan misalnya karena ingin mempertahankan tubuh agar tetap langsing, padahal dapat menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral yang sudah pasti akan sangat dibutuhkan ibu dan janin.

Penting diketahui, berat badan sebelum hamil sangat memengaruhi pertambahan berat badan di masa kehamilan. Selama kehamilan, kenaikan berat badan total calon ibu normalnya antara 12-15 kg. Nah, berat badan yang ideal saat mulai kehamilan berkisar antara 45-65 kg.  ketika hamil, berat badan yang kurang (underweight) atau berlebih (overweight) akan berisiko baik kepada calon ibu maupun janin.  Terutama berat badan berlebih, berdampak juga saat persalinan dan usai persalinan, berisiko mengalami hipertensi dan diabetes.

Dianjurkan, untuk ibu yang normal dan obesitas kenaikan yang dianjurkan, masing-masing 0,4 dan 0,3 kg setiap minggu. Untuk calon ibu yang berat badan berlebih diharapkan menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang, selain itu hindari makanan pemicu gula darah tinggi seperti makanan yang manis-manis, berlemak, goreng-gorengan, dan makanan tinggi kolesterol.

Pada kondisi yang lain, calon ibu yang kekurangan berat badan pada saat hamil berisiko tinggi melahirkan bayi prematur atau bayi lahir dengan berat rendah. Nah, kelahiran prematur dapat menyebabkan masalah kesehatan atau bahkan fatal bagi bayi jika hal itu terjadi terlalu dini.

*Konsultasi pada dokter ahli

Rencanakan untuk berkonsultasi dengan ahli. Utarakan pada dokter, penyakit apa saja yang perlu diderita, misalnya alergi, tekanan darah, atau diabetes. Dengan begitu, dokter dapat memberikan arahan apa yang harus diakukan dan konsumsi.

Pastikan pula mendapatkan vaksin TORCH (toxo, rubella, cytomegalo, dan herpes).   Selain itu, pastikan pasangan tak  terinfeksi penyakit kelamin seperti gonorrhea , syphilis dan clamydia. Intinya, konsultasikan ke dokter setiap hal yang mencurigakan yang berhubungan dengan alat kelamin dan kandungan. Tak kalah penting, kenal sejarah kesehatan keluarga calon ibu dan pasangan. Hal ini akan sangat membantu dokter untuk mendeteksi kemungkinan penyakit genetik yang akan dibawa bayi.

Lakukan pula konsultasi/pemeriksaan dengan dokter gigi untuk melakukan perawatan kesehatan gigi, misalnya bila ada gigi berlubang sebaiknya ditangani terlebih dulu sebelum berencana hamil.  (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com