Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekalipun Dibatasi, "Junk Food" Tetap Rusak Memori

Kompas.com - 19/12/2013, 15:56 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com - Hasil penelitian menunjukkan betapa pun Anda membatasi asupan junk food, hanya mengonsumsinya dalam seminggu dalam sebulan misalnya, dampaknya tetap besar terhadap kemampuan kognitif otak. Konsumsi junk food bukan hanya menambah berat badan, tapi juga merusak ingatan.

University of New South Wales melakukan uji coba pada tikus yang diberi diet tinggi lemak dan gula. Tikus tersebut mengalami gangguan memori setelah seminggu menjalani diet.  Sementara pada kelompok tikus yang menjalani diet sehat, studi ini menunjukkan hasil yang berbeda.

Studi ini juga menunjukkan, obesitas menyebabkan perubahan cepat pada otak dan kerusakan di otak akibat diet tak sehat tak bisa diperbaiki lagi.

Penelitian ini diterbitkan di jurnal Brain, Behaviour and Immunity.

Menurut peneliti, tikus mengalami kesulitan mengenali tempat tertentu setelah mengonsumsi junk food selama seminggu.Selain itu, tikus juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengingat objek tertentu saat dipindahkan ke tempat baru. Setelah makan junk food, tikus mengalami peradangan pada area hippocampus otak yang berhubungan dengan memori spatial (ruang).

"Kita tahu, obesitas menyebabkan peradangan pada tubuh, namun kita tidak menyadarinya hingga akhirnya menyebabkan perubahan di otak," ungkap Margaret Morris dari UNSW Medicine, salah satu penulis penelitian tersebut.

Morris mengatakan, satu hal yang mengejutkan dari penelitian ini adalah kecepatan terjadinya kerusakan kognisi. Kerusakan ini, kata Morris, tidak bisa dikembalikan walau tikus kembali mengkonsumsi hidangan sehat. Meski begitu, beberapa aspek dari memori hewan terhindar dari kerusakan, tentunya ini terkait dengan pola dietnya. Salah satunya adalah area yang membantu tikus mengenali objek.

Perubahan pada otak hewan ini bahkan terjadi, sebelum tikus mengalami kenaikan berat badan akibat konsumsi junk food. Hal yang perlu dilakukan sekarang adalah mencari cara bagaimana menghentikan inflamasi di otak hewan yang menjalani diet tak sehat.

Hasil penelitian ini sekaligus membuka rahasia cara kerja otak manusia, saat mengonsumsi hidangan tidak sehat. "Kami duga, temuan ini mungkin bisa relevan dengan kondisi pada manusia," kata Morris.

Nutrisi berdampak ke otak di berbagai tingkatan usia. semakin tua umur seseorang maka pola makan harus semakin diperhatikan. Apalagi pada usia lanjut seseorang berpeluang lebih besar mengalami penurunan kemampuan kognitif.

Riset ini merupakan lanjutan studi sebelumnya, yang membuktikan junk food mempengaruhi timbulnya obesitas. Dengan studi ini maka sangat penting untuk mengetahui apa yang kita makan dan mempertimbangkan segala yang dikonsumsi. Tentunya hal ini hanya bisa dilakukan bila seseorang belum terlalu lapar.

"Mengingat makanan berenergi tinggi dapat mengganggu fungsi hippocampus di otak, jadi jika terlalu banyak makan junk food akan memengaruhi berat badan dan mengganggu ingatan episodik seseorang," kata Morris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com