Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2013, 17:33 WIB
Wardah Fajri

Penulis


KOMPAS.com
- Ibu menyusui, terutama kalangan ibu bekerja, membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya terutama suami. Dengan dukungan tepat, ibu bisa terbantu menjawab berbagai tantangan dalam memberikan ASI eksklusif selama enam bulan, bahkan hingga dua tahun. Karenanya, kehadiran ayah ASI menjadi penting dalam proses menyusui.

Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI, Dedy Izwardi, mengatakan suksesnya pemberian ASI juga bergantung dukungan keluarga, terutama suami.

“Para suami harus tanggap dan mengerti apa yang dibutuhkan istri selama menyusui. Dukungan sederhana dan rutin, misalnya membersihkan botol susu atau pemerah ASI, tentu sangat berarti,” kata Dedy saat dihubungi Kompas Health pada Kamis (19/12/2013).

Dukungan suami bahkan sudah diperlukan saat anak dan ibu menjalani masa Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Pada masa ini ibu seringkali gundah karena ASI yang jumlahnya sedikit dan anak yang terus menangis. Akibatnya ibu kerap bimbang dan akhirnya menyerah pada susu formula.

“Pada saat seperti ini suami berperan penting. Suami harus terus mendukung dan menguatkan istri untuk melaksanakan kewajibannya. Kerjasama keduanya akan menentukan masa depan dan kualitas asupan anak di awal pertumbuhannya,” kata Dedy.

Dukungan terhadap ibu menyusui, pada prinsipnya adalah membantu ibu memberikan asupan nutrisi terbaik untuk si buah hati. Kepentingan si kecil menjadi tujuan utamanya. Karenanya, menjadi ayah ASI bukan semata hadir secara fisik dan psikis mendampingi ibu menyusui. Ayah ASI juga perlu membekali diri dengan pengetahuan.

Komitmen ayah ASI dalam mendukung ibu menyusui perlu ditunjukkan dengan tepat, sesuai kebutuhan ibu dan bayi. Maksud baik untuk mendukung ibu menyusui tak memberikan dampak besar, jika disampaikan dengan cara keliru atau melakukan sesuatu yang tak sesuai, lantaran minim pengetahuan.

Komunitas Ayah ASI mengakui hal ini, dan menyadari pentingnya peran ayah dalam proses pemberian ASI termasuk sejak kehamilan ibu, melahirkan dan pengasuhan anak. Banyak ayah yang sebenarnya peduli namun tak tahu cara menunjukkannya atau melakukan tindakan apa untuk memberikan dukungan tepat kepada istri.

"Bagaimana cara ayah mendukung ASI, peran suami dalam merawat anak, merupakan informasi yang dibutuhkan para ayah. Pria bukannya tidak peduli, tapi tidak tahu bagaimana caranya," terang Administrator akun Twitter Ayah ASI Jakarta, Fauzi Lesmana, kepada Kompas Health, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Fauzi menambahkan pentingnya menambah pengetahuan seputar ASI dan menjalankan peran sebagai Ayah ASI secara tepat. "Dengan mendapatkan informasi yang tepat, laki-laki yang emosionalnya cenderung lebih stabil bisa berperan lebih baik saat mendampingi istri yang sedang hamil hingga menyusui. Dengan mendapatkan pencerahan dari berbagi pengalaman dan informasi, para suami tidak lagi kebingungan dan bisa mendukung istri jauh lebih baik lagi," jelasnya.

Pengetahuan ini jugalah yang membantu pasangan menikah, terutama pasangan muda, untuk bisa kompak menghadapi intervensi keluarga dalam mengasuh anak.

Salah satu administator Ayah ASI Jakarta, Gamma Quieto, mengatakan dengan mengalirnya berbagai informasi penting mengenai peran ayah di berbagai media, terutama media sosial, para ayah bisa belajar dari pengalaman unik ayah lainnya. Termasuk menemukan cara yang lebih baik dalam memberikan dukungan kepada ibu menyusui. Sehingga tidak terperangkap dengan intervensi keluarga yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan ibu dan bayi.

"Bisa jadi cara yang selama ini dilakukan salah. Ketika berbagi informasi, kita jadi bisa memperbaiki diri, untuk memberikan dukungan yang tepat, belajar dari pengalaman unik orangtua lainnya, dan kita menjadi lebih tercerahkan," tutur Gamma.

Pentingnya bonding pasangan
Dukungan ayah ASI bukan semata berdampak pada bayi, tapi nyatanya juga menguatkan bonding pasangan. Bahkan intimasi pun terjalin lebih kuat pada pasangan yang kompak dalam menjalani proses menyusui.

Bagi Gamma, menjadi ayah ASI memberikan dampak besar terhadap keluarga. Selain bonding orangtua anak semakin kuat, bonding dengan istri pun tak kalah tinggi.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau