Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Orangtua Menerima dan Menangani Anak Autistik (Bagian I)

Kompas.com - 27/12/2013, 13:19 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Tak mudah bagi orangtua mana pun dalam menerima kondisi anak berkebutuhan khusus. Orangtua pada umumnya tidak langsung menerima keadaan dan mulai melakukan penyangkalan. Sementara anak membutuhkan penanganan sesegera mungkin untuk mengejar ketertinggalan perkembangannya. Penerimaan, penanganan di waktu tepat, dan intervensi orang lain menjadi tantangan bagi para orangtua ini.

Kepada Kompas Health, dua ayah dengan anak autistik menceritakan pengalamannya menerima dan menangani anak berkebutuhan khusus, juga menghadapi berbagai tantangannya.

Presenter dan penyiar radio, Farhan mengetahui perilaku berbeda pada anak sulungnya Rizky (15) pada usia 18 bulan. Sang istri telah mengetahui lebih dahulu mengenai perilaku berbeda yang ditunjukkan anaknya. Meski sang istri sudah menduga ada perilaku berbeda, dan memberitahukannya, namun Farhan mengaku tidak percaya.

"Suatu kali istri mengajak saya dan Rizky ke taman bermain. Saat berada di sana, istri saya minta saya awasi Rizky bermain, sementara ia pergi ke toilet. Saya perhatikan perilaku Rizky berbeda dibandingkan anak lain seusianya. Ia hanya fokus pada barangnya. Kalau barang direbut orang lain, ia hanya fokus kepada barang, tidak peduli siapa yang ambil dan tidak menangis saat barangnya diambil. Di situlah saya tersadar," ungkapnya di sela kegiatan Gerakan Masyarakat Peduli Autis - Harmoni Duniaku di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Butuh waktu bagi Farhan menerima kondisi anak sulungnya. "Saya baru bisa menerima setelah dua tahun. Saya tidak percaya karena tidak ada keturunan, dan memang kondisi seperti ini tidak ada kaitannya dengan faktor keturunan," terangnya.

Begitu mengetahui kondisi anaknya, Farhan mulai mengumpulkan informasi termasuk mengenai terapi individu autistik. Meski belum sepenuhnya menerima kondisi, ia merasa perlu segera bertindak menjalani terapi.

"Denial menimbulkan kerugian terbesar kepada siapa pun. Penyangkalan memperlambat intervensi ke anak. Makin terlambat, makin kecil peluang memberikan hasil terbaik," terangnya.

Menurutnya, menangani individu autistik membutuhkan kerja keras. Perubahan terjadi sedikit demi sedikit. Komitmen dan konsistensi orangtua menjadi penting perannya. Jadi, lanjutnya, jangan percaya mitos apa pun terkait penangangan individu autistik.

Tantangan pun datang bukan hanya dari individu autistik, tapi juga dari keluarga. Farhan merasakan betul bagaimana harus mengedukasi keluarga mengenai kondisi anaknya. Bahkan mendidik anak keduanya tidak selalu mudah.

"Kami perlu mendidik Bisma, memberitahu kondisi saudara kandungnya. Dan ia belum tentu bisa menerima seperti orangtua menerima anaknya," tutur Farhan.

Belum lagi hadapi keluarga juga teman, ini mendatangkan tantangan tersendiri. "Saya menjelaskan kondisi anak apa adanya, dan mendampingi anak setiap kali bersosialisasi," kata Farhan menerangkan caranya menjawab tantangan yang satu ini.

Meski begitu, satu hal yang justru menyulitkan orangtua dengan individu autistik adalah perhatian besar dari keluarga atau kerabat.

"Yang paling susah mengatasi orang yang overcare, bukan yang cuek, karena mereka kadang intervensi langsung. Kalau bagi saya, jika mereka sebatas memberikan informasi, saya terbuka sekali. Tapi bukan langsung mengajak anak ke suatu tempat untuk berobat. Anak saya sudah semestinya menjadi otoritas saya," tegasnya.

Baca juga: Tantangan Orangtua Menerima dan Menangani Anak Autistik (Bagian II - Habis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com