Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/12/2013, 17:12 WIB
Wardah Fajri

Penulis

6. Mual, muntah, diare.
Pada tahap awal infeksi HIV, penderitanya, 30-60 persen mengalami mual, muntah, diare, jelas Malvestutto. Gejala-gejala ini juga bisa muncul sebagai efek samping terapi antiretroviral sebagai pengobatan infeksi HIV.

7. Turun berat badan.
Berat badan turun merupakan salah satu tanda penyakit serius dan bisa jadi efek dari diare. Pada pengidap HIV/AIDS, berat badan mengalami penurunan 10 persen dan mengalami diare atau tubuh lemas dan demam selaam 30 hari.

"Jika sudah kehilangan berat badan tandanya sistem imun terkuras. Meski pasien sudah makan banyak, berat badannya tetap saja menurun. Walau begitu, hal ini semakin jarang terjadi berkat terapi antiretroviral," ungkap Malvestutto.

8. Batuk kering.
Batuk kering bisa saja petanda alergi. Namun, pada orang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS, batuk kering perlu diwaspadai sebagai salah satu sindrom retroviral akut.

Biasanya batuk kering berlangsung bertahun-tahun dan kondisinya bertambah buruk. Obat apa pun tidak bisa menyembuhkannya. Ahli alergi pun mulai menyerah.

9. Radang paru.
Batuk dan berat badan yang terus menurun merupakan tanda infeksi serius disebabkan kuman yang tak terkalahkan sebagus apa pun sistem imun tubuh.

Menurut Malvestutto, orang yang berisiko tinggi HIV bisa terkena infeksi dalam bentuk berbeda. Bisa berupa pneumonia (radang paru) AIDS, ada juga yang terkena infeksi toksoplasma atau infeksi parasit yang menyerang otak, dan lainnya.

10. Berkeringat saat malam.
Pada orang yang terinfeksi HIV stadium awal, setengahnya kerap berkeringat saat malam. Semakin lama terinfeksi, kondisi ini bisa terjadi terus menerus meski tidak sedang dalam kondisi berolahraga atau dalam ruangan yang sejuk sekali pun. Sindrom ini juga kerap dialami wanita saay mengalami menopause.

11. Perubahan pada kuku.
Tanda lain dari infeksi HIV stadium akhir adalah perubahan kuku, seperti penebalan dan kuku melengkung. Kuku juga mengalami perubahan warna (garis hitam atau coklat pada kuku, baik secara vertikal maupun horizontal).

Seringkali hal ini disebabkan infeksi jamur, seperti Candida. "Pasien yang sistem kekebalan tubuhnya menipis akan lebih rentan terhadap infeksi jamur," kata Malvestutto.

12. Infeksi mulut.
Infeksi jamur lain yang umum terjadi pada stadium akhir adalah infeksi mulut, disebabkan oleh Candida. Bentuknya berupa bercak putih di lidah.

"Ini adalah jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. Jamur ini kerap muncul di mulut atau kerongkongan, sehingga menyulitkan  menelan," kata Malvestutto.

13. Sulit konsentrasi.
Infeksi HIV  juga menimbulkan masalah kognitif. Biasanya terjadi setelah beberapa lama terinfeksi. Gejalanya di antaranya sulit konsentrasi, demensia, mudah marah, mudah emosi. Selain masalah psikis, juga terjadi masalah motorik. Seperti menjadi kikuk, kurang koordinasi, kesulitan menulis tangan.

14. Herpes mulut.
Herpes mulut dan herpes genital dapat menjadi tanda dari sindrom retroviral akut dan infeksi HIV stadium akhir.

Herpes merupakan faktor risiko penularan HIV. Terutama herpes kelamin yang dapat menyebabkan borok dan memudahkan HIV masuk ke dalam tubuh saat berhubungan seks. Orang terinfeksi HIV cenderung memiliki wabah herpes lebih parah dan lebih sering karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.

15.Mati rasa dan kesemutan.
Infeksi HIV stadium akhir dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Kondisi ini disebut Peripheral neuropathy atau kerusakan saraf kronis, biasanya juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol.

16. Menstruasi tidak teratur.
Penyakit HIV meningkatkan risiko menstruasi tidak teratur, seperti periode lebih sedikit atau lebih ringan. Perubahan ini, bagaimanapun, memiliki keterkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi.

Infeksi HIV juga terkait dengan usia menopause awal (47-48 tahun bagi perempuan yang terinfeksi, dibandingkan dengan 49-51 tahun untuk perempuan yang tidak terinfeksi HIV).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com