Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2014, 15:28 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Kelainan makan seperti pica kerap dialami ibu hamil. Keinginan makan benda tertentu, bukan makanan, dan tentunya tidak ada kandungan nutrisinya kerap muncul saat hamil meski tidak ada faktor hormonal kehamilan yang memengaruhi. Pica pada ibu hamil terjadi karena faktor kebiasaan.

Untuk mengenali pica saat hamil, bisa dicermati dari kebiasaan makan termasuk saat mengalami ngidam. Meski ngidam bukan kondisi medis, tapi lebih kepada faktor budaya dan kebiasaan, pica bisa dicermati darinya. Kalau ibu hamil mulai ngidam aneh, ingin makan sesuatu bukan makanan, meski baru terjadi sekali, ini bisa dikatakan sebagai pica.

"Kalau ngidam makan es batu, ya bisa dikatakan pica," terang spesialis kandungan dan kehamilan Prima Progestian saat dihubungi Kompas Health, beberapa waktu lalu.

Menurut Prima, pada usia kehamilan tertentu pica bisa hilang. Namun ada juga pica yang terjadi sepanjang kehamilan dan mulai berkurang hingga melahirkan. Pada sebagian wanita, pica terjadi saat hamil namun beberapa juga terjadi sebelum hamil, karena faktor kebiasaan, dan berlanjut saat hamil.

Biasanya, lanjut Prima, pica pada ibu hamil terjadi di masa awal kehamilan karena mual. Sebagai contoh, ibu hamil makan es batu. Biasanya udara panas menjadi alasan untuk mengonsumsi es batu. Keinginan makan sesuatu yang aneh juga terjadi pada ibu hamil untuk mengatasi rasa mual.

Perilaku makan yang aneh saat hamil juga kerap muncul karena mencontoh anggota keluarga lain. Artinya, seorang ibu hamil yang makan es batu misalnya, keinginan ini muncul karena ia melihat kakaknya pernah makan es batu saat hamil.

"Kebanyakan akan hilang dengan sendirinya. Namun tergantung kebiasaan dia sebelumnya," tuturnya.

Menurut Prima, gangguan makan seperti ini umumnya bersifat ringan. Ia mengaku tidak menemui kelainan makan yang cenderung obsesif kompulsif. Prima menjelaskan perbedaannya, "Kalau obsesif kompulsif, seseorang tidak mampu menahan keinginan melakukan hal tersebut. Sementara kalau ringan cenderung tidak membahayakan tubuh, kalau misalnya makan es batu saat hamil dalam jumlah sedikit, tidak berlebihan."

Namun, jika ibu hamil makan es batu berlebihan, ini bisa membahayakan dirinya meski tak langsung berhubungan dengan janin. Berlebihan dalam arti kebiasaan makan aneh ini sudah menganggu aktivitasnya. Sifatnya bisa terus-terusan makan. Misalnya, makan es batu bergelas-gelas, sepanjang waktu, dan senang mengunyah es batu karena ingin mendengar suara yang muncul.

"Makan es batu yang keras berpengaruh pada kerusakan gigi. Kalau makan dalam jumlah besar bisa sebabkan gerakan usus berkurang, selain hipotermia atau kedinginan. Kedinginan berakibat pada gerakan otot dan metabolisme berkurang," paparnya.

Makan es batu berlebihan saat hamil juga bisa timbulkan keracunan air. Akibatnya, terjadi gangguan elektrolit tubuh hingga infeksi usus karena terlalu banyak cairan. Selain itu, ibu hamil juga bisa mengalami defisiensi nutrisi karena kurang mengonsumsi makanan bernutrisi lantaran terlalu banyak makan es batu misalnya.

"Kalau terjadi defisiensi nutrisi, rentan dampaknya terhadap tumbuh kembang bayi," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com