Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2014, 14:42 WIB
Wardah Fajri

Penulis

Sumber Reuters
KOMPAS.com - Penelitian terbaru menunjukkan asupan suplemen untuk anak termasuk balita mengandung jumlah vitamin melebihi dari rekomendasi. Meski peneliti tak menemukan hal ini di semua kasus, rata-rata kandungan vitamin di suplemen melebihi batas rekomendasi.

Penelitian tersebut diterbitkan secara online di JAMA Pediatrics, 27 Januari 2014.

"Yang kami lakukan adalah membandingkan apa yang tertera di label vitamin anak dengan rekomendasi asupan vitamin harian yang diizinkan atau memadai," ungkap Michael Madden, ketua tim penulis penelitian dari Lake Erie College of Osteopathic Medicine di Erie, Pennsylvania.

Recommended daily allowance (RDA) atau kecukupan asupan vitamin harian diatur oleh Institute of Medicine (IOM), yang memberikan saran independen kepada pembuat kebijakan di Amerika Serikat. RDA merupakan jumlah nutrisi tertentu yang sebaiknya dikonsumsi seseorang setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Dalam penelitian ini, Madden dan koleganya mengumpulkan informasi dari label suplemen bersumber dari data pemerintah Amerika pada Juli 2013. Para peneliti mengkaji label 21 suplemen untuk balita di bawah 12 bulan dan 172 suplemen untuk anak usia satu hingga empat tahun. Secara keseluruhan, para peneliti mencermati sembilan vitamin pada suplemen balita, dan 14 vitamin pada suplemen anak-anak yang lebih tua.

Hasilnya, hanya asupan vitamin D yang tidak melebihi RDA, pada suplemen balita maupun anak lebih tua. Sementara level rata-rata vitamin C pada suplemen anak di bawah satu tahun, masih seimbang dengan RDA. Namun, pada suplemen untuk anak di atas satu tahun, level vitamin C lima kali lebih tinggi dari yang direkomendasikan.

Biotin, vitamin yang membantu mengubah makanan menjadi energi, kerap diminum untuk menyehatkan kulit, rambut, kuku. Para peneliti menemukan jumlah rata-rata Biotin pada suplemen anak mencapai antara lima hingga sembilan kali lebih tinggi dari RDA.

Padahal, IOM merekomendasikan anak-anak mengasup vitamin yang diteliti dalam studi tersebut, dengan jumlah tidak melebihi RDA. IOM mengatakan saat ini belum ada cukup data yang bisa mengungkapkan potensi efek samping konsumsi beberapa vitamin untuk anak, termasuk data yang bisa menerangkan bahwa anak-anak bisa mendapatkan vitamin tersebut dari makanan.

Menurut Duffy MacKay, dari asosiasi dagang manufaktur dan supplier bahan baku suplemen di Washington, DC, rekomendasi IOM belum diperbarui selama beberapa tahun. Studi terbaru mengenai suplemen anak juga tidak menandai antara multivitamin dan suplemen yang mengandung vitamin tunggal.

"Ada sejumlah alasan mengapa beberapa vitamin jumlah kandungannya melebihi RDA . Misalnya, suplemen vitamin tunggal yang sengaja dibuat untuk anak-anak dengan defisiensi vitamin tertentu," ungkapnya.

MacKay juga mengkritisi penelitian baru tersebut yang mendasari survei dengan label suplemen tanpa mengidentifikasikan atau mengaitkan penggunaan produk suplemen pada anak pengaruhnya terhadap kesehatan.

"Saya pikir para orangtua sebaiknya mencermati label suplemen, dan menyesuaikan apakah level vitamin sesuai dengan rekomendasi harian, lalu berkonsultasi dengan petugas medis," ujar MacKay.

Sementara, Paul Offit, kepala bagian penyakit infeksi di Children's Hospital Philadelphia, mengingatkan bahwa studi baru tersebut berasumsi label suplemen tidak memberikan informasi yang tepat.

"Label tersebut belum tentu benar," ungkapnya, menambahkan di rumah sakit tempatnya berpraktik juga ditemukan adanya inkonsistensi pada label suplemen.

Offit, yang tidak terlibat dalam penelitian, juga mengatakan RDA cenderung menerapkan level tinggi kebutuhan vitamin yang rata-rata seorang anak butuhkan setiap harinya. Sehingga para orangtua akan mencari berbagai cara agar anak-anak mereka terpenuhi kebutuhan vitamin dan nutrisinya dari asupan harian mereka.

"Hati-hati memasukkan apa pun ke mulut anak. Sebaiknya orangtua diskusi dengan dokter anaknya sebelum memberikan vitamin," saran Offit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com