Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/01/2014, 08:58 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com –
Pewarna karamel sangat umum digunakan dalam berbagai minuman bersoda selama bertahun-tahun. Keamanan pewarna yang juga kerap digunakan sebagai penambah rasa tersebut tak lagi diragukan Food and Drug Administration (FDA).
 
Namun anggapan ini mungkin berubah menyusul laporan Consumer Reports mengenai penggunaan zat bernama 4-methylimidazole.  FDA akan meninjau kembali data baru perihal keamanan zat ini setelah adanya temuan dari Consumer Reports bahwa kadar 4-methylimidazole  dalam beberapa merek minuman soda di AS yang berbeda-beda.     
 
“Komponen ini tentu harus dianalisa keamanannya. Setelah itu dapat ditentukan apakah perlu aturan tambahan dari FDA terkait penggunaan 4-methylimidazole,” kata juru bicara FDA, Juli Putnam.
 
Sejauh ini belum ada peraturan federal mengenai pembatasan penggunaan 4-methylimidazole dalam makanan dan minuman. Zat ini biasanya terdeteksi dalam kadar yang rendah dalam proses produksi di pabrik.  Zat ini  juga dapat ditemukan dari hasil pembakaran biji kopi atau pembakaran daging.
 
Consumer Reports menuntut pemerintah AS membuat peraturan tegas mengenai pembatasan zat ini ketika digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Produk ini juga harus diberi label, untuk membedakan dengan pewarna karamel alami yang terdapat dalam makanan atau minuman.
 
“Tidak ada alasan kenapa konsumen harus terpapar komponen yang berisiko. Padahal paparan tersebut dapat dihindari,” kata toksikologi yang juga pimpinan riset dari Consumer Reports, Urvashi Rangan.
 
Menurut Consumer Reports, saat ini mereka tengah meminta pemerintah membuat aturan tegas terkait pembatasan 4-methylimidazole, termasuk hukuman bila melanggarnya. Usulan ini sedang dalam pertimbangan untuk segera dilaksanakan.
 
Walau belum ada riset yang menegaskan 4-methylimidazole adalah bahan pemicu kanker (karsinogen), namun negara bagian California memasukan zat ini dalam zat pemicu kanker. Sesuai dengan ketetapan tersebut, produk yang mengandung 4-methylimidazole sebanyak 29 mikrogram atau lebih, harus menyertakan peringatan terkait kanker.
 
Penelitian dilakukan Consumer Reports selama 8 bulan untuk menguji 12 merek minuman yang beredar di California yaitu Sprite, Diet Coke, Coca-Cola, Coke Zero, Dr Pepper, Dr. Snap, Brisk Iced Tea, A&W Root Beer, Pepsi, Diet Pepsi, Pepsi One, dan Goya Malta. Setiap merek diambil sebanyak satu kaleng atau sekitar 350 mililiter.
 
Hasilnya, satu kaleng Pepsi One dan Malta Goya mengandung 29 mikrogram 4-methylimidazole, atau melebihi ambang batas yang berlaku di California. Senyawa 4-methylimidazole tidak ditemukan dalam Sprite dan ditemukan dalam kadar rendah pada produk Coke.
 
Menanggapi riset ini juru bicara PepsiCo, Aurora Gonzales mengatakan, perusahaannya sangat peduli pada risiko kadar berlebih 4-methylimidazole dalam tubuh. Ia juga menilai hasil riset tersebut tidak faktual. Pasalnya, kebanyakan orang meminum kurang dari 350 ml liter soda setiap hari. Sehingga kadar 4-methylimidazole dalam tubuh tidak lebih dari 29 mikrogram tiap hari.
 
Namun pihak PepsdiCo tidak menjelaskan bagaimana mereka bisa memperoleh data pasti konsumsi soda harian. “Semua produk Pepsi berkadar 4-methylimidazole lebih rendah dari batasan yang ditetapkan pemerintah. Semuanya tidak ada yang bertentangan dengan hukum,” kata Gonzales.
 
Juru bicara Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pun tidak bisa menunjukkan data terbaru konsumsi menuman soda tiap hari. Sementara data dari Beverage Digest, sebuah organisasi industri menunjukkan, konsumsi softdrink berkarbonasi rata-rata tiap harinya di Amerika Serikat adalah 1,3 kaleng ukuran standar.   
 
Terkait kemanan produk, juru bicara dari American Beverage Association menyatakan, minuman bersoda yang diproduksi sejauh ini aman. Pewarna karamel baru yang tidak mengandung 4-methylimidazole juga akan segera digunakan dalam industri .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com