Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2014, 19:55 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber dailymail

KOMPAS.com – Ibu hamil disarankan tidak mengkonsumsi sembarang obat, meski hanya untuk demam. Konsumsi obat tanpa mengetahui efek sampingnya dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan ibu dan janin.
 
Kekhawatiran ini terbukti dalam riset yang membuktikan, konsumsi paracetamol selama kehamilan berisiko menyebabkan anak yang dilahirkan menderita ADHD. Padahal, parasetamol tersedia bebas dan biasa digunakan sebagai pereda rasa sakit.  
 
Dalam riset ini peneliti menemukan, parasetamol atau dikenal sebagai acetaminophen, dapat meningkatkan risiko gangguan  hiperaktif hingga tiga kali lipat. Risiko ini makin tinggi bila ibu mengkonsumsi painkiller untuk waktu yang lama saat hamil.
 
Meski begitu tim peneliti menegaskan, perlu lebih banyak riset untuk meyakinkan hasil yang diperoleh, sebelum menyebarkan hasil studi secara luas.
 
Paracetamol berisiko bagi ibu hamil dan janin karena dapat mengganggu keseimbangan hormon pada rahim, akibatnya perkembangan otak tidak bisa terjadi layaknya dalam keadaan normal. Meski masih diperlukan data dan riset lebih lanjut, NHS menyarankan wanita hamil yang memerlukan pereda rasa nyeri, mengkonsumsi parasetamol dalam dosis rendah dan dalam jangka waktu pendek.
 
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, adalah kumpulan masalah tingkah laku yang berhubungan dengan lemahnya perhatian. Masalah ini meliputi impulsif, tidak kenal lelah, dan hiperaktif. 
 
Dalam riset yang telah dilakukan ini, peneliti mengumpulkan data lebih dari 64 ribu anak dan ibu di Demark pada 1996 hingga 2002. Orangtua yang mengalami masalah tingkah laku anak,  mengisi kuisioner yang diberikan. 
 
Sekitar setengah ibu dilaporkan menggunakan parasetamol saat hamil. Hal ini berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan hiperkinetik, yang merupakan bagian dari ADHD, sebesar 37 persen. Anak dari wanita yang menggunakan pain killer, berisiko 29 persen mengkonsumsi obat untuk mengontrol ADHD, dan sebesar 13 persen berpeluang menderita ADHD saat berusia 7 tahun. 
 
Risiko ini makin besar pada anak dengan ibu yang mengkonsumsi paracetamol selama 6 bulan atau lebih, dalam jumlah yang besar. Pada riset yang dipublikasikan dalam JAMA Pediatrics ini, risiko mengalami hiperkinetik dua kali lebih besar, dan meningkat menjadi 50 persen untuk menerima pengobatan ADHD.  
 
Menurut peneliti dari University of California, Los Angeles, Zeyan Liew, beberapa studi mengatakan, acetaminophen mempengaruhi perkembangan kelamin dan hormon. Akibatnya, terjadi gangguan pada perkembangan saraf dan disfungsi tingkah laku. “Dengan paparan dan akibat yang kerap terjadi, hasilnya bisa dilihat pada status kesehatan masyarakat. Namum masih diperlukan banyak riset terkait hal ini,” ujarnya.  
 
Studi juga menemukan, penggunaan painkiller selama 2 minggu atau lebih dapat meningkatkan risiko anak laki-laki terlahir dengan kelainan testis. Temuan ini harus disikapi berhati-hati dan seharusnya tidak mengubah praktik yang ada.
 
“Temuan ini menarik namun perlu riset lagi untuk menetukan hubungan konsumsi paracetamol saat hamil dan ADHD pada anak,” kata Kate Langley dari bagian psikologi dab perkembangan Cardiff University.
 
Ada beberapa alasan yang menyebabkan wanita hamil mengkonsumsi paracetamol yang akhirnya berisiko pada ADHD. “Mungkin saja penting bagi ibu mengkonsumsi paracetamoi saat hamil karena merupakan bagian dari resep. Namun studi lanjut tetap diperlukan, apalagi paran paracetamol sangat sering terjadi,” kata Jim Stevenson, profesor dari University of Southampton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau